FAMILY & LIFESTYLE

Waspada, Hal Ini Bisa Terjadi saat Anda Berkeringat Dingin!

Woman photo created by cookie_studio - www.freepik.com

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Berkeringat merupakan fenomena wajar yang dialami semua orang. Tapi lain halnya dengan keringat dingin. Anda harus waspada karena keringat dingin bisa menjadi gejala penyakit tertentu.

Berkeringat merupakan bentuk mekanisme alami tubuh yang berfungsi untuk mendinginkan diri. Namun berbeda dengan keringat biasa, keringat dingin tidak disebabkan oleh faktor suhu, cuaca panas, atau aktivitas fisik. Keringat dingin bisa dipicu oleh faktor psikis, seperti panik, stres, tegang, dan beberapa gangguan kesehatan.

Keringat dingin pada umumnya ditandai dengan kulit yang terasa dingin saat dipegang, tetapi mengeluarkan keringat layaknya keringat biasa. Keringat dingin pada umumnya keluar di area kaki, telapak tangan, dan ketiak. Sering kali seseorang yang mengalami keringat dingin juga disertai dengan gejala lain, yaitu:

• Kulit terlihat pucat

• Tubuh terasa menggigil dan lemah

• Pusing

• Mual dan muntah.

Gejala penyakit akibat keringat dingin

Keringat dingin sendiri bukanlah sebuah penyakit. Fenomena ini merupakan bagian dari gejala penyakit tertentu. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang ditandai dengan munculnya keringat dingin:

1. Nyeri berat, misalnya akibat cedera atau migrain

2. Kadar gula terlalu rendah

3. Infeksi berat, seperti sepsis, pneumonia, malaria, dan tuberkulosis

4. Stres dan cemas

5. Reaksi alergi yang membahayakan nyawa atau anafilaksis

6. Syok akibat cedera parah atau penyakit akut

7. Efek samping obat-obatan

8. Mengalami kelainan keringat berlebih atau hiperhidrosis

9. Menopause pada wanita berusia 40 tahun ke atas

10. Mual dan vertigo.

Mengatasi keringat dingin

Biasanya, penanganan keringat disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya, keringat dingin yang disebabkan oleh kadar gula terlalu rendah diatasi dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis guna menaikkan kadar gula darah. Sedangkan keringat dingin karena rasa nyeri yang berlebihan atau migrain diatasi dengan mengonsumsi obat pereda sakit.

Di sisi lain, keringat dingin juga bisa dipicu oleh rasa gugup yang berlebihan, cemas, dan stres. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan meditasi atau terapi relaksasi, berolahraga, dan melakukan aktivitas yang disukai. Namun apabila rasa cemas itu tidak bisa ditangani seorang diri, Anda bisa berkonsultasi dengan ahlinya, seperti psikolog.

Untuk beberapa kondisi, gejala keringat dingin memerlukan penanganan langsung dari dokter, misalnya keringat dingin yang disebabkan oleh menopause dan hiperhidrosis. Dokter akan mencoba untuk mengatasinya dengan pemberian obat antiperspiran atau suntik botoks guna menghambat saraf yang bertugas menghasilkan keringat.

Meski terkesan sepele, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila keringat dingin yang dialami juga disertai dengan gejala lain, seperti:

• Nyeri dada yang menjalar ke punggung atas, rahang, bahu, atau lengan

• Demam tinggi

• Kejang

• Kulit, bibir, dan kuku yang pucat atau membiru

• Muntah

• Buang air besar berdarah

• Sesak napas

• Penurunan berat badan secara signifikan tanpa sebab yang jelas.

Anda juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila terlalu sering mengalami keringat dingin atau bahkan sampai mengganggu kualitas tidur Anda. Masalah ini memerlukan penanganan yang tepat. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)