Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bukan hanya asupan nutrisi, kecukupan tidur juga bisa memengaruhi tumbuh kembang bayi. Si Kecil bisa mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh kembangnya apabila ia tidak mendapatkan durasi tidur berkualitas yang cukup.
Berbeda dengan orang dewasa, jam tidur bayi relatif lebih lama. Bayi membutuhkan waktu tidur sekitar 14-16 jam dalam sehari. Apabila kekurangan tidur yang berkualitas, bayi cenderung menjadi lebih rewel. Selain itu, Si Kecil yang tidak mendapatkan waktu beristirahat yang cukup berisiko mengalami gangguan pertumbuhan maupun kemampuan dalam berpikir.
Masalahnya, sering kali terjadi bayi tidak bisa tidur nyenyak. Gangguan sedikit pun terkadang bisa mengganggu tidur Si Kecil. Moms, berikut adalah sejumlah gangguan yang bisa memengaruhi tidur bayi Anda. Dengan mengetahui masalahnya, diharapkan Anda bisa langsung mencari solusi untuk mengatasi gangguan tersebut.
1. Suhu kamar yang kurang nyaman
Anda sering terbangun jika suhu di kamar terlalu panas atau terlalu dingin? Bukan hanya orang dewasa, hal semacam ini juga bisa dialami bayi. Suhu kamar yang terlalu panas atau terlalu dingin bisa membuat bayi susah terlelap, sehingga ia akan rewel karena sesungguhnya sudah mengantuk.
Agar Si Kecil bisa tidur dengan nyaman, Moms perlu memastikan suhu ruangan dalam keadaan sejuk. Suhu yang dianjurkan untuk kamar bayi adalah 20-22 derajat Celsius.
Selain suhu ruangan, Moms juga perlu memastikan pakaian yang dikenakan bayi terbuat dari bahan yang tidak terlalu tebal dan mudah menyerap keringat sehingga ia merasa nyaman. Hindari menggunakan selimut yang terlalu tebal. Selain membuat bayi gerah, penggunaan selimut juga berisiko membuat Si Kecil sulit bernapas.
2. Lapar
Bayi akan rewel saat merasa lapar, begitu pula ketika ia tengah tertidur. Ia akan terbangun dan menangis pada malam hari apabila merasa lapar, terutama bayi baru lahir. Salah satu tanda Si Kecil merasa lapar adalah jika ia mencari payudara Moms dan membuat suara mengecap.
Sebagai catatan, bayi baru lahir yang minum ASI eksklusif bisa terbangun setiap 2-3 jam sekali. Jika bayi terbangun tengah malam dan menunjukkan tanda lapar, jangan dibiarkan ya, Moms. Meski melelahkan, memenuhi kebutuhan ASI bayi sangatlah penting.
3. Suara berisik
Bayi sudah terbiasa mendengar berbagai jenis suara sejak di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan Si Kecil bisa tidur tenang dengan sedikit suara di dalam kamarnya, misalnya suara radio dalam volume pelan.
Namun jika suara-suara tersebut terlalu berisik, bayi pun akan merasa terganggu dan terbangun. Suara yang bisa mengganggu tidur bayi antara lain suara orang tertawa dengan keras, suara jendela atau pintu yang terbanting, atau suara petir. Oleh sebab itu, Moms perlu meminimalisasi gangguan berupa suara nyaring agar bayi Anda tidak terbangun dari tidurnya.
4. Terlalu banyak tidur siang
Moms mungkin merasa lega jika Si Kecil banyak tidur karena hal itu akan memberi waktu istirahat bagi Anda. Tapi jika bayi terlalu banyak tidur pada siang hari, maka hal tersebut akan mengganggu jam tidurnya pada malam hari.
Bayi baru lahir belum bisa membedakan malam dan pagi hari, jadi jadwal tidur siang dan malamnya memang belum dapat diprediksi. Untuk itu Anda perlu bersabar melalui fase ini.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, pola tidur anak mulai teratur. Pada usia 4-9 bulan misalnya, bayi umumnya membutuhkan tidur siang sebanyak 2-3,5 jam. Dengan menerapkan jam tidur dan bangun yang konsisten setiap hari, baik siang maupun malam hari, Si Kecil akan memiliki pola istirahat yang baik dan tidur lebih nyenyak di malam hari.
5. Gangguan kesehatan
Gangguan kesehatan juga bisa menjadi penyebab Si Kecil tidak bisa tidur dengan nyenyak. Demam, sakit perut, sakit gigi, atau perut kembung, kerap membuat bayi mudah terbangun pada malam hari. Saat tubuhnya sedang tidak fit, bayi akan merasa tidak nyaman dan lebih sering menangis. Jika Moms melihat tanda-tanda Si Kecil tengah tidak enak badan, maka Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)