Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bagi para ibu hamil, keguguran mungkin menjadi hal yang paling dikhawatirkan. Terlebih, jika keguguran terjadi berulang kali. Tak hanya mengguncang kesehatan reproduksi, keguguran berulang juga mengguncang kesehatan mental seorang ibu.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyebab dan solusi keguguran berulang, M&B telah bertanya langsung pada sang pakar, Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG-KFER, M.Sc, Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre. Mari simak tanya-jawab M&B dengan Dr. Kanadi saat Instagram Live di akun @motherbabyind beberapa waktu lalu.
Apa yang dimaksud dengan keguguran berulang?
Menurut definisi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), keguguran adalah sebuah kejadian di mana sebuah kehamilan berakhir pada usia kurang dari 20 minggu, atau berat janin masih di bawah 500 gram. Sedangkan yang dimaksud dengan keguguran berulang adalah terjadinya keguguran paling tidak 2 kali berturut-turut atau lebih.
Jika janin dilahirkan pada usia kurang dari 20 minggu maka kesempatan hidupnya tentu sangat rendah, karena tingkat kematangan organnya masih sangat jauh dari yang diharapkan. Keguguran berulang tentu bukan hal yang normal, dan ini bisa terjadi pada sekitar 15 persen atau 1 dari 6 pasangan.
Keguguran berulang ini ada yang bersifat primer, yaitu keguguran berulang yang terjadi ketika belum pernah punya anak hidup sebelumnya. Ada juga yang bersifat sekunder, artinya ia pernah mengalami anak yang hidup, baru kemudian mengalami kejadian keguguran berulang. Selain itu ada pula keguguran berulang tersier, di mana pola kegugurannya sangat bizarre (aneh), jadi ia bisa sudah punya anak hidup lalu keguguran berturut-turut, lalu punya anak hidup lagi, lalu keguguran berturut-turut lagi.
Setelah diteliti lebih lanjut, keguguran berulang sekunder memiliki prognosis (kemungkinan hamil hingga melahirkan anak hidup) jauh lebih baik dibandingkan dengan keguguran tersier atau tak berpola.
Apa penyebab keguguran berulang?
Kalau bicara keguguran, tentu bicara interaksi 2 pihak: embrio dan ibunya. Selalu lihat dari 2 aspek itu, apakah embrio atau janinnya memang bermasalah yang membuat perkembangannya jadi terhenti.
Embrio atau janin adalah makhluk yang belum cukup modal untuk hidup sendiri, segala kebutuhannya didapat dari ibunya. Ketika kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi oleh ibunya maka tentu janin tidak akan bisa berkembang hingga kehamilan cukup bulan, pertumbuhannya akan terhenti, dan terjadilah keguguran.
Saat keguguran, hal pertama yang dokter analisis adalah waktu terjadinya, apakah usia kehamilan sangat dini atau sangat lanjut. Saat janin pertama terbentuk hingga usia 10 minggu, ia belum mendapatkan kebutuhan dari ibunya, karena belum terbentuk plasenta (biasa disebut ari-ari). Plasenta adalah organ yang menjadi perantara ibu dan bayi, ini baru terbentuk kurang lebih di usia kehamilan 10 minggu. Sebelum usia tersebut, janin sudah punya "bekal" untuk bertahan hidup selama 10 minggu tanpa plasenta.
Kalau sampai keguguran terjadi di usia sangat dini (di bawah 10 minggu), maka kemungkinan besar masalah penyebabnya ada pada sisi janin. Sedangkan jika keguguran terjadi di usia kehamilan lebih tua, maka kemungkinan besar masalahnya ada pada ibu.
Bagaimana mencegah keguguran berulang?
Embrio merupakan kontribusi dari suami dan istri, maka kedua belah pihak harus sama sehatnya dan sama-sama harus menghindari pajanan dari bahan-bahan berbahaya yang mungkin saja dapat mengganggu kualitas benihnya.
Maka persiapan kehamilan yang baik dapat membantu mengurangi risiko keguguran. Selain itu, tentunya harus diatasi terlebih dahulu penyebab kegugurannya. Contoh faktor risiko yang bisa memicu keguguran, misalnya gangguan pembekuan darah, ganggu metabolik, tumor dinding rahim, dan kelemahan mulut rahim. Masalah tersebut harus diatasi agar tidak terjadi keguguran berulang.
Kemudian, pola gaya hidup juga harus diperbaiki karena dapat menyebabkan gangguan metabolik seperti peningkatan berat badan berlebih karena gaya hidup kurang gerak (sedentary living). Diusahakan cukup istirahat, olahraga, menghindari asap rokok, menghindari alkohol, dan pola makan harus sehat dengan gizi seimbang. Untuk itu jangan ragu berkonsultasi dengan dokter agar diberikan saran dan solusi terbaik dalam mencegah keguguran berulang.Â
Untuk lebih lengkapnya, Moms bisa simak wawancara ekslusif M&B dengan Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG-KFER, M.Sc di sini. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)