BUMP TO BIRTH

13 Makanan yang Wajib Dikonsumsi Selama Hamil


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms pasti sudah sering mendengarnya, konsumsi makanan yang sehat dan seimbang sangatlah penting selama hamil. Ya, Anda perlu mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang mengandung protein, vitamin, mineral, lemak sehat, karbohidrat, cairan, dan serat agar kehamilan tetap sehat dan pertumbuhan janin optimal.

Untuk membantu Moms memilih bahan makanan yang tepat, kali ini M&B sudah merangkum beberapa makanan yang perlu Moms konsumsi selama hamil, seperti dilansir dari Healthline. Let's find them out below, Moms!

1. Produk olahan susu

Produk olahan susu, seperti susu, keju, dan yoghurt, kaya akan kalsium, fosfor, vitamin B, magnesium, dan zinc yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Si Kecil. Selain itu, yoghurt juga mengandung bakteri probiotik yang baik untuk kesehatan sistem pencernaan selama hamil.

2. Polong-polongan

Lentil, kacang polong, buncis, kedelai, dan kacang tanah adalah contoh ragam polong-polongan yang tinggi serat, protein, zat besi, folat, dan kalsium. Berbagai gizi ini sangatlah dibutuhkan oleh tubuh Anda selama hamil agar tetap sehat.

3. Ubi

Ubi adalah sumber beta karoten yang tinggi, yakni komponen tumbuhan yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh. Vitamin A sangatlah esensial bagi pertumbuhan Si Kecil. Selain itu, ubi juga kaya akan serat sehingga baik untuk sistem pencernaan Moms.

4. Salmon

Sebagai salah satu sumber asam lemak omega-3 dan vitamin D, salmon perlu masuk ke dalam daftar menu makanan Anda, Moms. Omega-3 dan vitamin D sangat diperlukan untuk menjaga imunitas dan kekuatan tubuh serta membantu mendukung pertumbuhan otak dan tulang Si Kecil.

5. Telur

Satu butir telur berukuran besar mengandung 80 kalori, protein berkualitas, lemak baik, serta vitamin dan mineral seperti kolin. Kolin berperan besar dalam proses perkembangan otak Si Kecil. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk tidak mengonsumsi telur selama hamil ya, Moms.

6. Brokoli dan sayuran hijau

Mengonsumsi sayuran, seperti brokoli, kale, dan bayam, berkaitan erat dengan berkurangnya risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Beberapa nutrisi penting yang terkandung antara lain adalah serat, vitamin C, vitamin K, vitamin A, kalsium, zat besi, folat, dan potasium.

7. Daging


Daging sapi dan ayam adalah sumber terbaik protein berkualitas tinggi. Daging sapi dan ayam juga kaya akan zat besi, kolin, dan vitamin B. Zat besi sangatlah penting selama hamil untuk membantu mencegah anemia dan menurunkan risiko berat lahir rendah.

8. Beri-berian

Berbagai macam buah beri mengandung air, karbohidrat yang sehat, vitamin C, serat, dan banyak antioksidan. Selama hamil, buah beri yang aman dikonsumsi antara lain blueberry, raspberry, goji berry, strawberry, dan acai berry.

9. Biji-bijian utuh

Oat, quinoa, nasi merah, dan barley adalah contoh biji-bijian utuh yang kaya serat, magnesium, vitamin, dan komponen tumbuhan yang baik untuk kesehatan Moms selama hamil.

10. Alpukat

Alpukat adalah satu-satunya buah yang mengandung asam lemak sehat. Selain itu, alpukat juga tinggi serat, vitamin B, vitamin K, potasium, vitamin E, dan vitamin C. Kandungan lemak baik ini mampu membantu membangun kulit, otak, dan jaringan tubuh Si Kecil.

11. Buah-buahan kering

Buah kering, seperti plum dan kurma, kaya akan serat, potasium, vitamin K, zat besi, dan komponen tumbuhan yang bisa membantu mencegah konstipasi dan menjaga kesehatan. Yang perlu diperhatikan, hindari buah kering yang dibuat dengan gula.

12. Minyak hati ikan

Minyak hati ikan kaya akan asam lemak omega-3, baik EPA dan DHA, vitamin D, dan vitamin A. EPA dan DHA sangatlah penting dalam proses pertumbuhan otak dan mata Si Kecil.

13. Air

Selama hamil, volume darah dapat meningkat hingga 45%. Untuk itu, Moms perlu mengonsumsi cukup air agar tetap terhidrasi. Menurut rekomendasi umum, Moms memerlukan setidaknya 2,3 liter air per hari. Namun untuk tahu kebutuhan cairan Anda secara spesifik, Moms bisa konsultasikan hal ini dengan dokter. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)