BABY

Hidrosefalus pada Bayi, Waspadai Gejala Awalnya, Moms!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms mungkin sering mendengar tentang kasus hidrosefalus yang terjadi pada bayi. Hidrosefalus adalah kondisi penumpukan cairan berlebihan di dalam otak. Dalam keadaan normal, terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak. Cairan ini diproduksi oleh otak dan akan diserap oleh pembuluh darah. Fungsi cairan ini sangat penting, antara lain untuk melindungi otak dari cedera dan menjaga tekanan pada otak.

Nah, hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang, sehingga cairan tersebut berlebihan dan menyebabkan peningkatan tekanan pada otak serta membuat ukuran kepala bayi menjadi membesar. Hidrosefalus sebenarnya bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak, serta orang berusia 60 tahun ke atas.

Penyebab dan gejala hidrosefalus pada bayi

Hidrosefalus bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti:

• Adanya aliran cairan otak yang tersumbat.

• Cairan yang diproduksi otak lebih banyak dibandingkan yang diserap.

• Terjadi cedera atau penyakit pada otak yang memengaruhi penyerapan cairan otak.

Hidrosefalus bisa terjadi pada bayi ketika proses persalinan atau setelah dilahirkan. Ada beberapa hal yang dapat memicu kondisi tersebut, antara lain:

• Perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur.

• Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal, sehingga menyumbat aliran cairan otak.

• Ibu hamil mengalami infeksi yang bisa memicu peradangan pada otak janin.

Hidrosefalus yang dialami oleh bayi ditandai dengan ukuran lingkar kepala yang membesar dengan cepat. Anda mungkin juga akan menjumpai benjolan lunak di ubun-ubun kepala bayi. Selain itu, bayi yang menderita hidrosefalus akan mengalami sejumlah gejala, seperti:

• Terlihat mudah mengantuk dan kurang responsif terhadap sekitarnya.

• Mengalami kejang berulang.

• Berbaring terus dan enggan menggerakkan kepala.

• Kesulitan menyusu.

• Mudah rewel dan menangis.

• Mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

Segera bawa ke dokter jika bayi menunjukkan gejala-gejala tersebut. Dokter akan memastikannya dengan melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab hidrosefalus dan adanya kondisi lain yang terkait dengan gejala pada bayi. Hidrosefalus akan ditangani dengan tindakan operasi untuk mengembalikan dan menjaga kadar cairan dalam otak serta membuang kelebihan cairan.

Hidrosefalus bisa serang bayi sejak dalam Kandungan

Menurut catatan para ilmuwan, 2 dari 1.000 bayi terlahir dengan kondisi hidrosefalus. Ada beberapa penyebab hidrosefalus bisa menimpa bayi yang masih dalam kandungan. Berikut beberapa penyebabnya.

1. Cacat bawaan. Hidrosefalus bisa disebabkan oleh adanya cacat bawaan di mana tulang belakang bayi tidak dapat menutup dengan sempurna selama dalam kandungan. Hal ini berisiko menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak yang tidak seimbang.

2. Masalah genetik. Masalah genetik juga bisa menjadi penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan. Karena itu, Moms sebaiknya melakukan pemeriksaan secara rutin dan teratur agar jika muncul masalah ini dokter bisa mendeteksi sejak awal dan mampu menanganinya dengan cepat.

3. Infeksi virus. Adanya infeksi tertentu selama masa kehamilan, seperti rubella (campak Jerman) atau sifilis, yang mampu memicu peradangan pada otak janin.

4. Kelainan saraf. Penyebab lain hidrosefalus dapat berupa aliran cairan serebrospinal yang terhambat pada sistem saraf. Hal ini dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan tidak disadari oleh sang ibu selama proses kehamilan.

5. Kurangnya asupan asam folat. Asam folat membantu mencegah cacat tabung saraf, kelainan serius pada otak dan sumsum tulang belakang. Itulah sebabnya, bumil dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan asam folat selama menjalani kehamilan.

Untuk mencegah bayi Anda dari ancaman hidrosefalus, Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan teratur ya, Moms. Saat ini ada banyak metode canggih USG untuk mendeteksi perkembangan janin dalam kandungan dengan lebih akurat, sehingga buah hati Anda bisa terhindar dari hidrosefalus atau gangguan penyakit lainnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)