BUMP TO BIRTH

Wajib Tahu! Ini Ciri-Ciri Jahitan Lepas Pascapersalinan Normal


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Banyak calon ibu yang memiliki keinginan untuk dapat melahirkan buah hatinya melalui persalinan normal per vaginam, salah satunya karena metode persalinan ini memiliki kemungkinan kecil untuk melibatkan operasi, tak seperti persalinancaesar.

Meskipun begitu, dalam persalinan normal juga mungkin saja lho, terjadi komplikasi seperti robekan jalan lahir yang tentunya butuh untuk dijahit. Apalagi jika robekan yang terjadi cukup parah, Moms akan dibawa ke ruang operasi sehingga dokter dapat menjahit robekan tersebut.

Sebenarnya ada enggak sih, risiko jahitan Anda lepas sebelum kering? Jawabannya, mungkin saja, Moms. Lalu apa saja ciri-cirinya dan bagaimana mengatasinya? Yuk, baca lebih jauh penjelasannya berikut ini, Moms!

Ciri-ciri Jahitan Lepas Pascapersalinan Normal

Berdasarkan penjelasan dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah – Pondok Indah, jahitan dapat lepas usai persalinan normal mungkin saja terjadi. Adapun ciri-ciri jahitan lepas usai melahirkan normal yang bisa Moms rasakan adalah:

1. Keputihan berlebih dengan bau tidak sedap.

2. Keluar gumpalan darah dari vagina. Hal ini bisa terjadi jika Moms sebelumnya pernah melahirkan secara caesar lalu menjalani persalinan normal di kehamilan selanjutnya.

3. Gangguan buang air kecil yang disertai dengan rasa nyeri atau sensasi rasa terbakar.

4. Keluar nanah atau darah dengan bau menyengat.

5. Muncul gejala demam dan rasa nyeri yang tidak tertahan.

6. Bengkak pada beberapa bagian tubuh, umumnya di bagian kaki.

Apa Penyebabnya?

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan jahitan Moms pascapersalinan normal terlepas sebelum kering sempurna, yaitu:

1. Simpul benang terbuka karena simpul kurang kuat.

2. Benang terputus sebelum waktunya.

3. Terjadi trauma seperti terjatuh atau terpeleset setelah operasi.

4. Infeksi, yang bisa disebabkan oleh kurang higienisnya area vagina atau anus, kondisi diabetes yang menyebabkan terhambatnya penyembuhan luka, hingga kurangnya nutrisi yang memadai untuk mendukung proses penyembuhan luka.

5. Area yang mendapat jahitan cukup luas.

6. Lokasi jahitan terletak pada persendian atau bagian tubuh yang sering ditekuk, bergerak, atau bergeser.

Menangani Jahitan Lepas Pascapersalinan Normal

Jika Moms khawatir jahitan Anda terlepas karena merasakan ciri-cirinya, cara terbaik adalah dengan melakukan kontrol ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk diperiksa lebih lanjut mengenai perlu tidaknya kembali dilakukan penjahitan, tergantung dari kondisi luka yang dialami. Jahitan luka yang terbuka saat mengejan sebenarnya sangat wajar terjadi karena adanya peningkatan tekanan pada area tersebut.

Untuk mengurangi nyeri yang terjadi karena lepasnya jahitan tersebut, Moms dapat mengonsumsi obat antinyeri. Adapun obat antinyeri yang disarankan biasanya berupa parasetamol yang ada di pasaran, yang aman untuk ibu menyusui.

Mencegah Risiko Jahitan Lepas Pascapersalinan Normal

Nah, setelah mengetahui ciri-ciri jahitan yang lepas usai persalinan normal, penting juga bagi Moms untuk tahu cara pencegahan seperti apa yang bisa dilakukan agar Anda tidak mengalaminya. Moms perlu merawat jahitan Anda dengan melakukan beberapa hal berikut:

1. Kompres area perineum dengan es batu yang dibungkus dengan selembar kain tipis yang telah dibasahi. Lakukan secara teratur, biarkan selama 10 menit setiap kali mengompres, dan aplikasikan kembali setiap jam sesuai kebutuhan untuk beberapa hari pertama.

2. Coba untuk berbaring selama 20-40 menit setiap jam selama 24 jam pertama untuk mengurangi pembengkakan dan membantu penyembuhan.

3. Mandi setiap hari untuk menjaga kebersihan perineum.

4. Ganti pembalut setidaknya setiap 4 jam untuk mengurangi risiko infeksi.

5. Bersihkan area perineum dengan botol semprot berisi air dan sabun yang telah dibusakan pada kasa. Moms juga bisa menepuk-nepuk area jahitan dengan kasa yang telah dibasahi cairan povidone iodine.

6. Hindari duduk dengan menyilangkan kaki atau posisi apa pun yang memungkinkan labia terbuka lebar.

7. Jaga hidrasi tubuh dengan minum 8-10 gelas sehari, serta perbanyak konsumsi makanan tinggi serat dan kaya vitamin.

8. Gunakan celana dalam berbahan katun yang lembut. Hindari celana yang terlalu ketat agar area jahitan tidak menjadi lembap atau tergesek.

9. Bergerak dengan hati-hati, hindari mengejan terlalu kuat, menahan napas, atau mengangkat barang berat, termasuk menggendong balita. (Nanda Djohan/SW/Dok. Freepik)