FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Sakit Kepala Saat Berhubungan Intim


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sebanyak 1 persen orang-orang pernah mengalami sakit kepala selama atau setelah melakukan hubungan intim, atau yang sering disebut dengan ‘orgasmic cephalalgia’, setidaknya sekali dalam hidup mereka. Ahli dari Amerika Serikat menyebutkan angka ini bisa jadi jauh lebih tinggi dari data yang dipublikasikan, namun mereka tidak ingin mengakuinya. Padahal, seperti yang diungkapkan ahli saraf dan spesialis sakit kepala, Dr. Jose Biller, masalah ini bisa menjadi tanda yang dapat mengancam kesehatan Anda.

Sakit kepala yang terjadi saat atau setelah berhubungan intim umumnya disebabkan oleh migrain atau rasa tegang, dan sebagian besar tidak berbahaya. Kendati demikian pada sebagian kecil kasus, masalah ini dapat didasari oleh beberapa kondisi serius lainnya, seperti pendarahan, aneurisma otak, atau stroke.

Dr.Biller pun menyebutkan pria 3-4 kali lipat lebih sering mengalami sakit kepala daripada wanita. “Banyak orang mengalami sakit kepala selama berhubungan seksual tapi malu untuk mengkonsultasikannya pada dokter. Sakit kepalanya bisa sangat terasa menyakitkan dan mengerikan,” ujar dokter yang juga merangkap sebagai kepala departemen neurologi di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, AS, ini.

Ada tiga tipe sakit kepala yang dapat menyerang Anda, yaitu:
1. The tension headache: Seseorang akan merasa sakit dan tegang di area kepala dan lehernya sebelum terjadi orgasme.
2. The ‘thunderclap’: Rasa sakit akan menyerang bagian kepala ketika orgasme dan semakin memburuk.
3. The after sex headache: Rasa sakitnya disebabkan oleh kebocoran internal cairan tulang belakang dari tengkorak kepala menuju tulang belakang. Sakit kepala akan semakin parah ketika orang tersebut berdiri.

Dilansir melalui Dailymail UK, aktivitas seksual diklasifikasikan oleh para ahli sebagai olahraga berintensitas ringan sampai sedang. Dr. Biller pun menuturkan orang-orang dapat mengurangi risiko sakit kepala saat berhubungan intim dengan cara berolahraga, tidak mengonsumsi alkohol, serta menjaga berat badan. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)