TOODLER

Jangan Panik! Lakukan Hal Ini saat Anak Memainkan Penisnya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Masa balita merupakan masa eksplorasi bagi Si Kecil. Rasa penasaran dan ingin tahu yang begitu besar membuat buah hati Anda tertarik untuk mencoba hal-hal baru, salah satunya adalah memainkan alat kelaminnya sendiri.

Bagi anak laki-laki, memainkan alat kelamin sesungguhnya merupakan hal yang wajar. Seperti dilansir situs Verywellfamily, anak berusia 2 hingga 6 tahun memiliki kecenderungan untuk menggaruk, memainkan, atau sekadar memegang penisnya karena hal tersebut bagian dari cara untuk mengetahui apa saja yang bisa terjadi pada tubuhnya.

Bukan tak mungkin, di usia ini anak juga mulai merasakan kenikmatan saat menyentuh penis sebagai bagian dari perilaku seksualnya. Perilaku seksual lainnya yang mungkin dilakukan oleh anak balita, antara lain:

• Memegang dan menggosok organ vitalnya di tempat umum atau sendiri.

• Mencoba menyentuh kemaluan saudaranya.

• Memperlihatkan penisnya kepada orang lain.

• Ingin membuka pakaiannya hingga telanjang.

• Ingin duduk dekat dengan orang lain, terutama lawan jenis.

Bagaimana Mesti Bereaksi?

Lantas bagaimana reaksi Moms dan Dads saat melihat hal semacam ini dilakukan oleh Si Kecil? Harus diakui, sebagian orang tua akan merasa malu atau bahkan cenderung panik ketika melihat buah hatinya memainkan penis.

Namun sangat disarankan, Anda tidak bersikap berlebihan ketika melihat hal tersebut. Di sisi lain, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Bersikap tenang dan tidak langsung memarahi Si Kecil. Kata-kata keras yang diucapkan dengan nada tinggi hanya akan membuat anak merasa bingung dan takut.

2. Gunakan bahasa yang tepat dan sederhana untuk menjelaskan beberapa hal mengenai tubuhnya kepada Si Kecil. Sebutkanlah bagian tubuh tersebut dengan nama jelas, bukan dengan istilah tertentu yang tidak ada hubungannya dengan bagian tubuh tersebut. Misalnya, saat mandi Anda memberitahu "Ini tangan adik, ini mata, dan ini penis". Hal ini bertujuan agar ia tidak bingung dan memiliki pemahaman positif terhadap anggota tubuhnya. Anda juga bisa mulai memberikan edukasi seks sejak dini, tapi tetap disesuaikan dengan usia anak.

3. Berikan aturan yang jelas. Ajarkan kepada anak bahwa kemaluan adalah miliknya pribadi dan hanya boleh disentuh oleh dirinya sendiri atau orang tuanya. Selain itu, Anda juga mulai bisa memperkenalkan rasa malu kepada Si Kecil. Caranya antara lain dengan membiasakan anak berganti baju di ruangan tertutup, tidak keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan handuk, dan tidak memegang kemaluannya di depan orang lain.

4. Batasi penggunaan gadget.Tidak dapat dipungkiri, pengaruh media sangat besar termasuk dalam hal pandangan serta pengetahuan seksual. Oleh sebab itu, Moms dan Dads perlu memantau sekaligus mendampingi Si Kecil ketika bermain gadget sehingga ia selalu mendapatkan informasi yang sesuai dengan usianya.

5. Diskusi santai. Bicarakan soal seks, termasuk alat kelamin dengan Si Kecil dalam keadaan santai. Beri kesempatan anak untuk bertanya dan jawablah dengan jelas. Kepada anak yang masih berusia balita, sebaiknya Anda tidak menjelaskan sesuatu yang terlalu rumit. Diskusikan masalah seks secara bertahap sesuai dengan usia Si Kecil.

Hentikan Apabila…

Memegang penis memang merupakan hal yang normal dilakukan anak laki-laki. Akan tetapi, Anda juga harus mengambil tindakan dan menghentikan kegiatan tersebut apabila penis Si Kecil:

• Terasa nyeri.

• Berdarah.

• Kesulitan buang air kecil.

• Terlihat kemerahan.

• Adanya perubahan warna kulit dan teksturnya.

• Bengkak.

Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa ada masalah pada penis Si Kecil, seperti infeksi. Oleh sebab itu, Moms perlu segera memeriksakannya ke dokter sebelum bertambah parah. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)