Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Memandangi Si Kecil dari ujung kepala hingga ujung kaki memang tidak ada bosannya ya, Moms. Semakin sering dipandangi, mungkin Anda semakin menyadari bentuk kepala bayi yang terkadang tidak bulat sempurna. Ya, menurut Mayo Clinic, banyak newborn yang terlahir dengan bentuk kepala yang sedikit tidak rata.
Apakah ini hal yang harus dikhawatirkan? Kondisi seperti apa yang butuh intervensi medis? Untuk menjawabnya, ketahui beberapa penyebab dan info penting lainnya seputar bentuk kepala bayi tidak rata berikut ini, Moms.
Jenis Kepala Tidak Rata
Bentuk kepala tidak rata atau sering disebut kepala peyang bisa terjadi saat lahir, bisa juga terjadi setelah lahir. Secara garis besar, bentuk kepala tidak rata terbagi menjadi dua, yaitu:
⢠Plagiocephaly,ini adalah bentuk kepala bayi terlihat asimetris karena peyang pada salah satu sisi kepala. Ini biasanya terjadi ketika bagian lunak kepala bayi mendapatkan tekanan terus-menerus. Jenis ini mudah diperbaiki, terutama jika dilakukan sedini mungkin.
⢠Branchycephaly, kepala bayi peyang di bagian belakang. Umumnya kepala bagian belakang terlihat datar sehingga kepala bayi tampak melebar jika dilihat dari depan.
Penyebab Kepala Bayi Peyang
Baik plagiocephaly atau branchychepaly, penyebabnya cukup beragam, namun semuanya tidak memberikan dampak negatif pada perkembangan dan fungsi otak anak. Ini beberapa hal yang paling sering menyebabkan bentuk kepala bayi tidak rata:
1. Posisi tidur jarang berubah
Mengutip laman Boston's Children Hospital, tidur pada satu posisi secara terus-menerus paling sering menyebabkan kepala bayi tidak rata atau peyang. Kebiasaan tidur dengan satu posisi ini membuat tengkorak kepala bayi yang masih lunak menjadi datar di satu area yang dijadikan tumpuan saat tidur. Uniknya, risiko ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
2. Tekanan saat lahir
Proses persalinan bisa mengubah bentuk kepala bayi menjadi kurang rata. Ini semakin bisa terjadi jika bayi dilahirkan dengan bantuan vakum atau forceps.
3. Tekanan di dalam rahim
Posisi bayi di dalam rahim juga dapat memengaruhi bayi terlahir dengan bentuk kepala tidak rata. Kepala janin sangat lunak, dan ketika posisi janin sedikit berubah dari posisi normal menuju persalinan, maka hal tersebut bisa menyebabkan plagiocephaly. Hal ini semakin rentan mengubah bentuk kepala bayi jika air ketuban di dalam rahim terlalu sedikit.
4. Kehamilan kembar
Kembar dua atau lebih juga bisa meningkatkan risiko bentuk kepala bayi tidak rata. Risiko ini semakin meningkat jika rahim ibu tergolong sempit yang membuat janin lebih terdesak di dalam dan kepala pun menjadi tidak rata.
5. Lahir prematur
Banyak bayi prematur menghabiskan periode ekstensi dengan satu posisi yang jarang berubah-ubah di NICU (neonatal intensive care unit). Kepala bayi prematur yang masih lunak dan posisi berbaring yang jarang berubah-ubah membuat bentuk kepalanya lebih mudah berubah menjadi tidak rata.
6. Muscular torticollis
Mengutip Boston's Children Hospital, ini adalah kelainan pada salah satu otot di area leher bayi. Masalah ketegangan otot leher ini bisa terjadi sejak bayi baru lahir dan mengakibatkan kepala bayi menoleh ke salah satu arah. Akibatnya bayi tertidur selalu dalam posisi ini dan bentuk kepalanya pun menjadi tidak rata.
7. Craniosynostosis
Walau jarang terjadi, namun bayi bisa peyang karena penyatuan lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini. Masalah yang disebut craniosynostosis ini bisa membuat bentuk kepala bayi tidak rata atau tidak sempurna. Khusus masalah yang satu ini, dibutuhkan intervensi medis karena bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif dan gangguan penglihatan. (Tiffany/ND/Dok. Freepik)