Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Melihat anak mulai bisa berjalan tentu menjadi salah satu milestone yang paling dinanti. Walau Si Kecil masih sering terjatuh, namun melihat usahanya berjalan pasti memberikan kebahagiaan tersendiri bagi para orang tua. Hingga suatu hari Anda menyadari Si Kecil terus-menerus berjalan jinjit atau cara berjalannya bertumpu pada jari-jari kaki.
Pada fase awal anak belajar berjalan, jinjit atau toe walking mungkin normal, tapi sampai kapan anak berjalan jinjit tergolong normal? Yuk, ketahui beberapa fakta penting dari berjalan jinjit berikut ini, Moms!
Normalkah Anak Jalan Jinjit?
Jalan jinjit atau jalan bertumpu pada jari-jari kaki adalah hal yang wajar terjadi pada anak, khususnya mereka yang baru belajar berjalan. Apakah ini normal? Menurut dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A, hal ini masih bisa disebut normal sampai usia anak 2 tahun. "Setelah 2 tahun anak mulai menyesuaikan dengan pola jalan seperti orang dewasa," tambah dokter yang akrab disapa dr. Lucy ini.
Jika anak Anda usianya sudah lebih dari 2 tahun dan masih sering berjalan jinjit, berbahayakah hal tersebut? Mengutip Mayo Clinic, cara jalan jinjit pada anak di atas 2 tahun bisa jadi karena kebiasaan. Asalkan tumbuh kembang anak normal, maka berjalan jinjit bukanlah hal yang berbahaya
Namun, selain karena faktor kebiasaan, jalan jinjit pada anak 2 tahun ke atas bisa mengindikasikan masalah kesehatan lho, Moms. Menurut Mayo Clinic, ini bisa jadi tanda anak mengalami cerebral palsy, muscular dystrophy, dan gangguan spektrum autisme.
Dampak Jalan Jinjit
Menurut informasi yang dibagikan dr. Lucyana di akun Instagram @lucyanaalim, beberapa dampak dari anak jalan jinjit adalah:
⢠Lebih mudah tersandung atau cedera
⢠Berjalan tidak efisien (boros energi)
⢠Beban ke otot betis bisa menyebabkan kram
⢠Nyeri pada kaki
⢠Kaki kapalan (kalus)
⢠Sepatu cepat rusak/sulit cari sepatu yang cocok
⢠Keterbatasan lingkup gerak sendiri pergelangan kaki
Penyebab Anak Jalan Jinjit
Umumnya, jalan jinjit adalah soal kebiasaan dari masa anak belajar berjalan. Namun dalam beberapa kasus yang lebih jarang terjadi, penyebab anak jalan jinjit adalah sebagai berikut:
1. Kelainan bawaan.Muscular dystrophy adalah contoh gangguan genetik yang bisa membuat anak jalan jinjit. Ini adalah kondisi di mana serat otot sangat rentan rusak atau melemah seiring bertambahnya waktu.
2. Idiopatik.Ini adalah penyebab yang tidak diketahui. Menurut dr. Lucyana, sebenarnya anak bisa berjalan normal, tetapi suka untuk jalan jinjit. Pada 30-42 persen anak dengan habitual toe walking atau jalan jinjit karena kebiasaan ini, faktor pemicunya adalah adanya riwayat keluarga yang punya kebiasaan jalan jinjit juga.
3.Cerebral palsy.Jalan jinjit bisa disebabkan oleh gangguan pergerakan, massa otot, atau postur, yang disebabkan oleh kecelakaan atau perkembangan tidak normal di bagian otak yang belum matang. Akibatnya otak menjadi kesulitan mengendalikan fungsi otot, hingga terjadilah masalah saraf seperti jalan jinjit.
4. Masalah otot.Salah satu penyebabnya adalah otot tendon bernama Achilles yang lebih pendek dibanding anak lain. Tendon ini berkaitan dengan otot kaki bagian bawah hingga bagian belakang tulang tumit. Jika tendon Achilles terlalu pendek, hal tersebut bisa membuat tumit anak sulit menyentuh permukaan.
5. Masalah prilaku gangguan spektrum autisme.Jalan jinjit sangat berkaitan dengan gangguan spektrum autisme, yang sangat memengaruhi kemampuan anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kapan Harus ke Dokter?
Walau banyak yang bilang jalan jinjit adalah hal normal, namun Moms tetap harus ekstra waspada memantau perkembangan Si Kecil, ya. Menurut dr. Lucyana, Moms perlu membawa Si Kecil ke dokter spesialis tumbuh kembang jika usia anak sudah lebih dari 2 tahun dan masih berjalan jinjit. Ajak juga Si Kecil ke dokter jika anak sudah bisa berjalan normal, tapi dalam perkembangannya justru jalan jinjit.
Jangan lupa untuk memperhatikan gejala penyerta lainnya, seperti gangguan neurologis, gangguan gerak, dan masalah perkembangan lainnya. Intinya, tidak perlu panik berlebih jika anak jalan jinjit, tetapi jangan disepelekan juga ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)