Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebagai ibu baru, mungkin Moms masih bingung dalam hal mengurus Si Kecil, termasuk soal menyusui atau memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) kepadanya. Faktanya, kebutuhan masing-masing bayi tidaklah sama. Meski begitu, ada beberapa panduan yang perlu Anda ketahui dalam memastikan perut Si Kecil terisi dengan baik.
Bagaimana Mengatur Jadwal Menyusui?
Sederhana saja, Moms perlu menyusui setiap kali bayi Anda merasa lapar. Peraturan ini berlaku selama beberapa bulan pertama kelahirannya.
Moms tak perlu khawatir untuk mengetahui apakah Si Kecil sudah lapar atau belum. Pasalnya, ia akan memberikan tanda-tandanya. Namun perlu diketahui, menangis bukanlah satu-satunya pertanda yang menunjukkan bayi Anda sudah lapar.
Menurut situs WebMD, bayi yang lapar akan melakukan hal-hal berikut ini:
⢠Mendekatkan tubuhnya ke payudara Anda
⢠Mengisap tangan atau jari mereka
⢠Membuka mulut, menjulurkan lidah, atau memainkan bibir mereka
⢠Rewel.
Tanda-tanda tersebut biasanya muncul sebelum bayi menangis. Sangat disarankan buat Moms segera menyusui bayi Anda sebelum ia menangis. Saat bayi sudah sangat lapar dan mulai menangis, maka akan semakin sulit bagi Moms untuk menenangkannya.
Seberapa Sering Ibu Menyusui Bayinya?
Setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda. Bayi yang mendapatkan ASI dan bayi yang diberi susu formula pun memiliki frekuensi menyusu yang berbeda. Biasanya, bayi yang mendapatkan ASI akan lebih cepat lapar karena air susu ibu lebih mudah dicerna.
Pada bayi baru lahir yang mendapatkan ASI, ia biasanya menyusui setiap 1,5 hingga 3 jam. Dengan bertambahnya usia, frekuensi menyusu mereka akan semakin jarang dan memiliki pola tertentu. Bayi yang mengonsumsi ASI akan menyusu hingga 12 kali dalam sehari selama bulan pertama kelahirannya. Memasuki usia 4 hingga 8 pekan, mereka akan mulai menyusu 7 hingga 9 kali dalam sehari.
Sementara pada bayi yang mendapatkan susu formula, awalnya mereka akan menyusu setiap 2-3 jam. Semakin besar, pola menyusu akan berubah menjadi 3-4 jam dalam sehari tanpa MPASI.
Kapan Fase Growth Spurt?
Seiring dengan berjalannya waktu, Moms mungkin akan menyadari bahwa terkadang Si Kecil menyusu lebih banyak daripada biasanya. Hal tersebut merupakan kondisi yang normal karena bayi akan mengalami fase growth spurtatau percepatan pertumbuhan beberapa kali, yaitu pada usia 7-14 hari, 3-6 minggu, 4 bulan, dan 6 bulan.
Sebanyak Apa Porsi Menyusui Bayi?
Memang ada panduan soal porsi menyusui bayi, tapi sesungguhnya kebutuhan menyusu masing-masing bayi berbeda. Banyak faktor yang bisa membuat bayi menyusu lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan bayi lainnya, seperti kebiasaan, fase growth spurt, usia, dan frekuensi menyusu.
Ada bayi yang menyusu sedikit tapi lebih sering, atau sebaliknya. Porsi menyusui bayi biasanya akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia, tapi frekuensinya semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena perut mereka mulai bisa menampung lebih banyak susu.
Untuk panduan garis besarnya, kebutuhan ASI pada bayi adalah sebagai berikut:
⢠Usia 1 hari: 5-7 ml
⢠Usia 3 hari: 22-27 ml sekali menyusui
⢠Usia 1 minggu: 45-60 ml sekali menyusui
⢠Usia 1 bulan: 80-150 ml dalam sekali menyusui
⢠Usia 6 bulan: 720-840 ml per hari
⢠Usia 7-9 bulan: 900-960 ml per hari
⢠Usia 10-12 bulan: sekitar 550 ml per hari
⢠Usia 12-24 bulan: 100-150 ml per hari.
Kapan Memulai MPASI?
American Academy of Pediatrics (AAP) dan para dokter menyarankan agar pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan. Selain itu, makanan padat juga diberikan saat Si Kecil sudah siap menerimanya. Tanda-tanda bayi sudah siap menerima MPASI adalah:
⢠Bayi bisa menjaga kepalanya tetap tegak saat duduk di kursi bayi.
⢠Bayi bisa membuka mulut untuk memasukkan makanan atau berusaha mencapai makanan.
⢠Bayi bisa memasukkan tangan ke mulut.
⢠Bayi bisa menerima makanan dari sendok dan menelannya.
Kapan Saatnya Menyapih?
Sebagian besar bayi mulai berhenti menyusui sejak usia 1 tahun hingga 24 bulan. Tapi tentunya, Moms juga perlu memperhatikan apakah Si Kecil sudah siap disapih atau belum. Tanda-tanda bayi siap disapih antara lain:
⢠Mengonsumsi makanan padat atau MPASI lebih rutin.
⢠Bayi sudah bisa atau lebih menikmati makanan padat ketimbang menyusu.
⢠Bayi tidak bisa tenang saat menyusu.
Proses menyapih memang tak mudah. Diperlukan kesabaran dari para Moms untuk bisa melaluinya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)