BUMP TO BIRTH

Mengenal Penyebab dan Cara Mengatasi Abses Payudara


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menyusui merupakan momen menyenangkan bagi ibu dan bayinya. Namun, aktivitas menyusui tidak selamanya berlangsung dengan lancar. Terkadang ada kendala yang dihadapi oleh ibu menyusui, terutama pada payudaranya. Salah satu masalah yang bisa dialami ibu menyusui adalah abses payudara.

Abses payudara sendiri merupakan kondisi adanya benjolan yang berisi nanah akibat infeksi di area tepat di bawah kulit payudara. Ini merupakan gangguan yang kerap dialami ibu menyusui. Melansir Medical News Today, tercatat mastitis laktasi terjadi pada 2-3 persen ibu menyusui, dan 5-11 persen di antaranya dapat mengalami satu atau lebih abses.

Meskipun begitu, bukan berarti abses payudara tak bisa terjadi pada wanita yang tidak menyusui. Infeksi lokal yang menyebabkan pembengkakan hingga keluarnya cairan putih ini bisa terjadi pada wanita usia 18 hingga 50 tahun.

Apabila penderitanya merupakan wanita yang tidak menyusui, abses payudara bisa menjadi tanda adanya diabetes atau lemahnya daya tahan tubuh. Kondisi ini juga bisa terjadi pada mereka yang memiliki tindikan pada puting atau memiliki riwayat operasi pemasangan implan payudara.

Ibu Menyusui Terkena Abses Payudara, Bolehkah Menyusui?


Pada ibu menyusui, penyebab terjadinya abses payudara adalah paparan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Streptococcus yang masuk melalui celah puting atau areola saat menyusui. Saluran ASI yang tersumbat hingga mastitis juga bisa berkembang menjadi abses payudara bila tidak segera ditangani. Tetapi, dalam beberapa kasus juga bisa disebabkan karena adanya luka di payudara, khususnya puting.

Saat ibu menyusui mengalami abses payudara, akan timbul beberapa gejala seperti:

• Muncul benjolan yang menonjol dan terasa di bawah kulit, disertai nyeri pada payudara.

• Kulit di sekitar benjolan memerah dan bisa terasa panas.

• Terbentuk fistula atau tempat keluarnya nanah.

• Jika abses terjadi di dekat puting, maka puting akan tertarik ke dalam.

• Demam.

Dengan kondisi tersebut, Moms tentu akan merasa tidak nyaman saat menyusui. Namun, jangan sampai berhenti memberikan ASI pada Si Kecil. Apabila, abses terjadi pada satu sisi payudara saja, Anda masih bisa menyusui bayi Anda di payudara lainnya.

Selain menunggu sembuh, Si Kecil juga berisiko mengalami infeksi yang dipaparkan oleh abses payudara tersebut. Dan meski tidak dipakai untuk menyusui, Anda tetap perlu mengeluarkan ASI dari payudara yang terkena abses untuk mencegah infeksi lebih lanjut.

Cara Mengatasi Abses Payudara

Untuk mengobati abses payudara, dokter umumnya akan memberikan antibiotik sebagai langkah awal guna meredakan infeksi. Namun, jika benjolan semakin besar dan terasa sakit, maka tindakan pembedahan perlu dilakukan. Hal ini untuk mengeluarkan cairan nanah yang tertahan dalam kantong yang terbentuk.

Abses payudara bisa dicegah dan dihindari dengan cara menjaga kebersihan payudara. Cuci tangan Anda sebelum menyusui dan bersihkan payudara setelah Si Kecil selesai menikmati ASI. Anda juga bisa menggunakan pelembap khusus puting susu, serta menghindari pemakaian bra yang terlalu ketat.

Lakukan proses menyusui atau memerah ASI secara bergantian, dan hindari terlalu banyak jeda saat melakukannya. Jangan lupa juga untuk membersihkan mulut Si Kecil sesudah menyusu agar terbebas dari bakteri dan aman ketika proses perlekatan saat akan memberi ASI dilakukan kembali. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)