Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Gangguan kesuburan atau infertilitas pada pasangan suami istri merupakan hal yang banyak terjadi. "Infertilitas atau gangguan kesuburan adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang sudah berupaya untuk hamil dengan berhubungan secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi setelah minimal 1 tahun," jelas dr. Shanty Olivia F. Jasirwan, Sp.OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi dari RS Pondok Indah IVF Centre.
Jika Moms dan Dads sedang berjuang melawan infertilitas, maka dr. Shanty menyarankan untuk mencoba induksi ovulasi sebagai salah satu metode program kehamilan Anda. Tertarik mengetahui lebih lanjut mengenai metode promil induksi ovulasi? Simak penjelasan pakar obgyn yang akrab disapa dr. Olivia ini yuk, Moms!
Apa Itu Induksi Ovulasi?
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seorang wanita sulit mendapatkan kehamilan, salah satunya adalah gangguan pelepasan sel telur. Jika Moms bermasalah dengan pelepasan sel telur atau masalah kesuburan lain yang tidak diketahui penyebabnya, maka Anda bisa mencoba metode induksi ovulasi.
"Induksi ovulasi adalah modalitas terapi infertilitas yang menggunakan medikmentosa atau pengobatan untuk menstimulasi ovarium (indung telur) agar melepaskan sel telur hingga terjadilah ovulasi," jelas dr. Olivia dalam acara webinar RS Pondok Indah Group (10/3/21).
Menurut dr. Olivia, ada beberapa pilihan obat induksi ovulasi yang biasa diberikan dokter untuk pasien infertil, yaitu klomifen sitrat, letrozole, dan gonadotropin.
Apa Tujuan Induksi Ovulasi?
Menurut dr. Shanty, metode induksi ovulasi merupakan metode yang paling umum, relatif murah, dan efek sampingnya rendah. Ini bisa menjadi solusi yang tepat bagi pasangan yang belum bisa hamil secara alami setelah berhubungan secara teratur tanpa kontrasepsi selama 1 tahun.
"Pada siklus yang tidak berovulasi, tujuannya untuk menyebabkan terjadinya ovulasi, setidaknya didapatkan 1 folikel dominan yang akan melepaskan sel telur yang matang. Sedangkan pada siklus yang berovulasi, tujuannya untuk menstimulasi ovarium agar melepaskan sel telur lebih dari 1 (2 atau 3 sel telur) pada 1 siklus haid, sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan," papar dr. Olivia, yang pernah meraih penghargaan SS Ratnam Young Gynecologist Award di Bangkok, pada 2013 lalu.
Kapan Moms Perlu Induksi Ovulasi?
Seperti yang Moms lihat pada bagan di atas, ada banyak hal yang bisa menyebabkan infertilitas pada wanita. Sekitar 40% penyebabnya adalah gangguan ovulasi, 40% masalah tuba, 5% faktor rahim, dan 15% lainnya adalah infertilitas yang penyebabnya tidak bisa dijelaskan. Masalah gangguan ovulasi pun terbagi lagi menjadi berbagai penyebab, dan paling sering disebabkan oleh PCOS (85%), sisanya (15%) disebabkan oleh masalah lain.
Kapan Moms butuh bantuan metode induksi ovulasi? Menurut dr. Olivia, gunakan metode induksi ovulasi jika mengalami 3 hal di bawah ini:
⢠Murni didapatkan gangguan ovulasi pada perempuan tanpa adanya gangguan lain seperti saluran telur dan sperma. Ini tentunya harus dikombinasikan dengan senggama terjadwal ya, Moms.
⢠Jika Moms mengalami kasus unexplained infertility (infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dari pemeriksaan dasar infertilitas), maka sangat disarankan mencoba induksi ovulasi.
⢠Jika Moms ingin mencoba proses inseminasi, maka metode induksi ovulasi sering kali dikombinasikan untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Angka Keberhasilan
Setelah mencoba induksi ovulasi, maka angka keberhasilan ovulasi cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen lho, Moms. Bagaimana dengan angka kehamilan? Tentunya keberhasilan untuk hamil sangat bergantung pada banyak hal, seperti usia, penyebab infertilitas, dan lamanya pernikahan.
"Pada pasangan infertilitas dengan usia istri kurang dari 35 tahun (sekitar 20-30 tahun) dan murni mengalami gangguan ovulasi (kualitas sperma normal dan saluran telur normal), maka angka kehamilan per siklus dapat mencapai 20-25 persen," jelas dr. Olivia. Layak dicoba nih, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)