FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Deepfake, Kekerasan Online yang Menyerang Wanita


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi memang harus ekstra bijak dan waspada ya, Moms. Jangan sampai hobi berselancar di dunia maya membuat Anda diserang kejahatan online! Salah satu bentuk kejahatan online yang sedang marak dilakukan adalah Deepfake, suatu teknologi yang kerap disalahgunakan menjadi wadah kekerasan online yang kerap menyerang perempuan.

Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda agar tidak menjadi korban Deepfake, mari ketahui serba-serbi bentuk kejahatan online yang satu ini. Jangan sampai wajah Anda "dipinjam" pihak tak bertanggung jawab untuk dijadikan konten-konten tak layak, Moms!

Apa Itu Deepfake?


Deepfake merupakan artificial inteligence (kecerdasan buatan) yang canggih, namun sering digunakan untuk memalsukan gambar atau video. Hasilnya benar-benar seperti memanipulasi realita, sangat mirip aslinya! Bahkan University College London menyebutkan Deepfake adalah bentuk kriminal kecerdasan buatan yang paling berbahaya.

Kata Deepfake sendiri merujuk pada video di mana penggunaan kecerdasan buatan dan deep learning (sebuah metode pembelajaran algoritma untuk melatih komputer) digunakan untuk membuat seseorang terlihat mengatakan sesuatu yang tidak mereka katakan.

Sasaran Pornografi

Salah satu contoh video Deepfake yang paling terkenal adalah video Barack Obama menghina Donald Trump. Video ini terlihat sangat nyata dan sempat membuat geger dunia politik Amerika Serikat. Mirisnya, ini baru satu video yang terungkap, masih banyak video bohong lainnya yang membidik wanita sebagai target utama korban pembuatan konten tak layak seperti konten pornografi.

Mengutip Independent, hampir semua penggunaan Deepfake bertujuan untuk membuat konten pornografi. Pada Juni 2020, peneliti mengindikasikan 96 persen penggunaan Deepfake ditujukan untuk pornografi, 100 persen korbannya adalah wanita, dan 99 persen wanita yang menjadi korban adalah selebriti.

Menurut data Center and Education on Violence Against Women and Children Learning Network, jumlah video Deepfake naik 2 kali lipat pada 2018-2019. Kini diperkirakan ada 14.678 video Deepfake di situs porno mainstream di seluruh dunia yang menampilkan perempuan hasil rekayasa kecerdasan buatan. Ini termasuk dalam KBGO atau kekerasan berbasis gender online yang sangat berbahaya dan merugikan wanita.

Menyiksa Mental dan Masa Depan

Malu dan merasa dilecehkan, sudah pasti menjadi perasaan yang paling menyiksa korban Deepfake. Para wanita yang pernah menjadi korban Deepfake dan KBGO pun mulai berbagi perasaan mengenai dampak negatif yang mereka alami. Dampak negatif ini tentunya tidak hanya menyerang mental dan kesehatan psikis, tetapi juga finansial dan keselamatan mereka.

Banyak dari korban yang kehilangan pekerjaan ketika tempat kerjanya melihat video porno hasil Deepfake tersebut. Belum lagi mereka harus dipecat dan diolok-olok oleh rekan kerja, keluarga, tempat tinggal, dan lingkungan sekitarnya ke mana pun mereka pergi.

Korban Deepfake juga harus mengalami ancaman keselamatan setelah videonya beredar. Mereka mengaku sering dibuntuti, dilecehkan, dan doxxing (pengungkapan data pribadi atau organisasi ke internet. Sering dilakukan untuk menghukum atau mempermalukan orang yang lebih suka disebut anonim).

Untuk itu sangat penting bagi Moms agar tidak sembarang mengunggah video atau foto ke internet, karena bahaya Deepfake dan tindak kriminal online lainnya sangat liar dan siap menerkam mereka yang lengah. Stay safe, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)