Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Munculnya benjolan di berbagai permukaan tubuh kerap membuat para wanita panik. Termasuk benjolan di sekitar vagina! Lantas apa saja yang menjadi penyebab benjolan tersebut?
Anda mungkin baru merasakan adanya benjolan di vagina saat sedang mandi atau ketika mencukur rambut pubis. Faktanya, benjolan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari masalah medis yang ringan hingga yang berat, seperti dalam daftar berikut ini.
1. Kanker Vulva
Kanker vulva merupakan kanker yang menyerang bagian luar sistem reproduksi wanita (vulva). Area ini termasuk bagian depan vagina, bibir vagina (labia), klitoris, dan kulit serta jaringan yang menutupi tulang vagina. Salah satu tandanya adalah kutil yang tumbuh pada vulva atau benjolan di labia yang diikuti oleh sejumlah gejala, seperti:
⢠Perdarahan setelah berhubungan seks.
⢠Munculnya rasa nyeri pada vulva.
⢠Perubahan warna kulit.
⢠Sensasi gatal dan terbakar pada vulva yang bertahan lama.
Namun kanker vulva termasuk jenis kanker yang langka dan hanya ada 3-4 persen dari total kasus kanker alat reproduksi wanita. Jenis kanker ini adalah kanker kulit lambat dan butuh waktu tahunan untuk berkembang. Perubahan prakanker biasanya dapat segera dideteksi dan diobati.
2. Herpes Genital
Herpes genital pada wanita umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala sama sekali (asimptomatik). Tapi jika ada, herpes genital biasanya menyebabkan borok atau koreng yang terasa gatal, panas terbakar, dan nyeri. Borok biasanya diawali dengan bentol kecil mirip gigitan serangga yang nantinya berubah menjadi luka melepuh yang terbuka dan terlihat seperti bisul. Biasanya, wanita akan cepat menyadarinya karena gangguan ini menyebabkan rasa nyeri.
3. Kutil Kelamin
Benjolan berdaging berukuran kecil yang padat, timbul, dan memiliki permukaan kasar bisa menjadi pertanda kutil kelamin. Perlu diketahui, kutil kelamin disebabkan oleh human papilloma virus atau HPV. Benjolan ini menyerupai kembang kol dan dapat tumbuh dalam kelompok. Anda bisa mendapatkan kutil kelamin melalui kontak kulit antar kelamin atau bahkan menyentuh alat kelamin dengan tangan yang membawa virus.
Kutil dapat tumbuh pada bibir vagina (labia), di dalam vagina, pada leher rahim, atau sekitar anus. Benjolan mulai sebagai bintil seukuran butir beras berwarna merah muda atau cokelat. Beberapa kutil tidak menimbulkan rasa sakit dan hampir tak terlihat. Tapi sebagian bisa tumbuh dengan diameter hingga 7 cm dan menyebabkan rasa gatal serta munculnya sensasi terbakar.
Kebanyakan orang yang mengalami infeksi HPV tidak mengembangkan kutil sama sekali. Jika munculpun, kutil kelamin hanya akan tampak dalam beberapa minggu, bulan, atau bahkan tahunan setelah Anda pertama kali terpapar kontak dengan virus.
4. Ulkus Mole (Chancroid)
Ulkus mole atau chancroid adalah infeksi genital yang disebabkan bakteri Haemophilus ducreyi. Bakteri ini menghasilkan luka terbuka alias koreng yang muncul pada atau dekat organ reproduksi eksternal. Koreng mungkin berdarah dengan mudah saat disentuh atau menghasilkan nanah menular yang dapat menyebar bakteri selama melakukan seks oral, anal, atau vagina.
Chancroid juga dapat menyebar melalui kontak kulit dengan orang yang terinfeksi. Wanita dapat mengembangkan empat atau lebih benjolan di labia, di antara labia dan anus, atau di paha. Setelah benjolan menjadi borok atau terbuka, Anda bisa merasakan sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil dan buang air besar. Borok tersebut memiliki titik pusat yang lembut berwarna abu-abu hingga kuning keabuan dengan ujung yang tajam dan jelas.
5. Sifilis
Selama tahap primer sifilis, ulkus atau luka yang biasanya menimbulkan rasa sakit berkembang di tempat bakteri masuk ke dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu setelah terpapar, tapi juga dapat berkisar dari 10 hingga 90 hari. Pada wanita, luka dapat timbul pada bagian luar vagina atau di dalamnya. Ulkus biasanya tanpa rasa sakit dan tidak mudah terlihat. Anda bisa saja tak menyadari memiliki ulkus jika ulkus tersebut tumbuh di dalam vagina atau di leher rahim.
Ulkus juga dapat muncul di area tubuh selain alat kelamin. Ulkus biasanya bertahan selama 3 hingga 6 minggu, tapi dapat sembuh sendiri tanpa obat dan dapat meninggalkan bekas luka tipis. Meski ulkus telah sembuh, virusnya masih ada dan Anda bisa menularkannya pada orang lain.
6. Kista Vagina
Kista vagina biasanya terbentuk ketika kelenjar kulit atau saluran keringat tersumbat, menyebabkan penggumpalan cairan atau bahan lain di bawah kulit. Kista sering terlihat seperti jerawat atau benjolan di bawah kulit. Jika berukuran cukup besar, maka kista tersebut bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Memencet kista sangat tidak disarankan. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mengempeskan kista tersebut. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)