BUMP TO BIRTH

Pentingnya Perawatan Pascapersalinan untuk Ibu Melahirkan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Setelah melahirkan, biasanya perhatian seorang ibu akan tertuju penuh pada anaknya, sampai tak jarang Anda mungkin lupa untuk merawat diri Anda sendiri dan tidak memperhatikan kesehatan fisik, mental, serta hubungan Anda dan pasangan tentunya.

Padahal perawatan pascapersalinan merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan, Moms. Perawatan pascapersalinan tidak hanya mempercepat pemulihan ibu dan mencegah komplikasi setelah melahirkan, tetapi juga akan meningkatkan kualitas hubungan ibu dan bayi, serta keluarga pada umumnya.

Namun sayangnya, perawatan pascapersalinan ini belum menjadi fokus utama para ibu baru. Pasalnya, seperti dilansir laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi dalam periode hari-hari dan minggu-minggu pertama setelah persalinan (periode postnatal) yang merupakan fase kritis bagi kehidupan ibu dan bayi yang baru lahir.

Bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama kelahiran menderita kondisi dan penyakit yang terkait dengan kurangnya perawatan berkualitas saat lahir dan perawatan setelah lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan. Sementara itu, WHO juga memperkirakan ada 303.000 kematian ibu setiap tahun dan sebagian besar kematian ini terjadi setelah melahirkan.

Fokus Perawatan Pascapersalinan

Agar tak menambah jumlah kasus kematian ibu dan bayi, tentunya melakukan perawatan pascapersalinan dirasa paling tepat. Menurut dr. Ivan Sondakh, Sp.OG, Dokter Spesialis Obgyn Klinik Health360 Indonesia dalam Virtual Press Conference bertajuk "Pentingkah melakukan perawatan terpadu pascamelahirkan?" beberapa waktu lalu, perawatan Ibu setelah melahirkan harus dilakukan secara menyeluruh, baik secara fisik, psikologis, dan sosial.

Perawatan pascapersalinan ini difokuskan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi dengan mendukung perilaku sehat, memberikan pendidikan keterampilan hidup, memfasilitasi proses menyusui, memberikan konseling kepada wanita tentang pilihan KB, mendukung kesehatan mental yang baik, serta mencegah dan mengobati komplikasi terkait persalinan.

Tak hanya fasilitas kesehatan harus mendukung Ibu dan bayi dalam perawatan pascapersalinan ini, namun dukungan dari support system ibu, yaitu pasangan, keluarga, dan orang tua, secara fisik, psikologis, sosial dan emosional juga sangat penting.

Sebelum menjalankan langkah-langkah perawatan tersebut, para ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan setelah melahirkan dan kontak dengan dokter kandungan antara 3 minggu pertama persalinan dan pada 12 minggu setelah melahirkan. "Diharapkan para Ibu juga mengetahui tanda-tanda dan masalah yang mungkin terjadi usai melahirkan," ujar dr. Ivan.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Usai Melahirkan

Selain fokus untuk mendukung kesejahteraan ibu dan bayi, menjaga kesehatan mental pascapersalinan tak kalah pentingnya. Di kesempatan yang sama, dr. Daniella Satyasari, Sp.KJ, Spesialis Kedokteran Jiwa Klinik Health360 Indonesia mengatakan baby blues syndrome, depresi dan kecemasan postpartum merupakan hal yang paling sering terjadi pada para ibu setelah melahirkan.

Namun masalah kesehatan mental ini sering kali tidak menjadi perhatian utama bagi para ibu serta keluarganya. Padahal masalah mental pada ibu perlu menjadi perhatian karena hal ini dapat berdampak pada caranya mengasuh dan merawat bayinya, serta memengaruhi keseluruhan fungsinya sebagai ibu dan istri, serta pekerjaannya sehari-hari.

Untuk mencegahnya, dr. Daniella mengatakan bahwa dukungan emosi dan fisik dari suami, keluarga, serta kerabat sekitar, dapat membantu pencegahan gangguan mental, termasuk mencegah memburuknya situasi serta kondisi mental ibu, serta membantu untuk saling beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru ini.

"Hal sesederhana membantu mengurus bayi secara bergantian, memahami bila istri sedang kelelahan atau dalam keadaan emosi juga dapat membantu para ibu terhindar dari gangguan mental postpartum," tambahnya.

Tak ketinggalan, gizi juga menjadi perhatian dalam perawatan usai melahirkan. Dokter Patricia Halim Puteri, Sp.GK, Spesialis Gizi dari Klinik Health360 Indonesia menerangkan bahwa perawatan pada masa postnatal bersifat holistik, di mana kesehatan ibu adalah yang utama dan disarankan para ibu tidak melakukan diet ketat tanpa pengawasan dari dokter spesialis gizi klinis selama proses pemulihan, karena dikhawatirkan diet ketat dapat mengurangi produksi ASI.

Maka, saat menyusui ibu perlu memperhatikan status gizi dan kecukupan asupan hariannya, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kuantitas dan kualitas ASI. Pastikan untuk memenuhi zat gizi seperti energi, protein, lemak, serat, kalsium, dan air, saat menyusui. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)