FAMILY & LIFESTYLE

Konsumsi Sosis Berisiko Hepatitis?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sosis memang merupakan daging olahan yang praktis untuk dikonsumsi. Namun, para ilmuwan di Inggris baru-baru ini memberi peringatan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi sosis. Mereka menyebutkan, 1 dari 10 sosis, termasuk olahan daging babi yang dikonsumsi, bisa terinfeksi virus mematikan yang menyebabkan kerusakan hati. Para peneliti mengungkapkan adanya peningkatan jumlah kasus hepatitis E yang terjadi, setelah seseorang mengonsumsi sosis babi yang terkontaminasi.

Kasus ini telah meningkat hampir 40 persen dalam 1 tahun dan tercatat ada 657 kasus pada 2012 lalu. Virus ini biasanya menyebabkan gejala yang relatif ringan, seperti demam dan nyeri otot, yang bisa menghilang dengan sendirinya dalam sebulan. Namun, gejala ini bisa berakibat fatal bagi lansia, penderita kanker, wanita hamil, dan seseorang dengan masalah hati. Data yang dilansir dari Daily Mail mengungkapkan, 1 dari 50 orang yang terinfeksi virus ini mengalami kematian dan ia adalah wanita hamil.

Para ahli mengimbau, olahan sosis harus dimasak pada suhu 70º C (158º F) setidaknya selama 20 menit untuk membunuh virus. Penelitian menunjukkan bahwa virus tersebut dapat bertahan hidup pada suhu 60º C (140º F) selama 1 jam. Sebuah laporan yang diterbitkan Depatemen Lingkungan, Pangan, dan Pedesaan di Inggris mengungkapkan, 10 persen dari sampel sosis ditemukan mengandung virus. Hal tersebut pun membuktikan bahwa hepatitis E adalah infeksi yang disebabkan oleh makanan. Kasus ini umum terjadi di negara berkembang dan biasanya ditularkan melalui air yang terkontaminasi.

Semua jenis hepatitis menyebabkan pembengkakan pada hati. Untuk kasus yang berat dapat menyebabkan kerusakan pada organ, kanker hati, dan kematian. Pria di atas usia 50 tahun dikatakan lebih rentan terinfeksi hepatitis E, karena mereka cenderung minum lebih banyak dan kerja hatinya lebih lemah. Virus ini juga sangat berbahaya bagi wanita yang hamil trimester akhir, karena dapat meningkatkan risiko komplikasi,menyebabkan gagal hati akut, dan berisiko menular pada bayi dalam kandungan. Selain itu dilaporkan, 1 dari 5 ibu hamil yang terkena virus dapat mengalami kematian. (Aulia/DC/dok.freedigitalphotos)