FAMILY & LIFESTYLE

Olahraga Berlebihan Tidak Baik Bagi Jantung


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Olahraga memang dapat membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Tapi tahukah Anda kalau berolahraga secara berlebihan tidak baik? Ya, dilansir melalui Dailymail UK, 2 studi teranyar dari Jerman dan Swedia memperingatkan bahwa terlalu banyak berolahraga berakibat buruk bagi kesehatan jantung Anda.

Berdasarkan penelitian para ilmuwan dari Jerman, olahraga dengan intensitas yang tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung atau stroke pada orang-orang yang menderita penyakit jantung. Sementara itu, penelitian di Swedia juga mempublikasikan lewat jurnal online Heart kalau anak muda yang berolahraga lebih dari 5 jam dalam seminggu berisiko lebih tinggi mengalami irama jantung yang tidak stabil di masa depan. Kedua studi ini pun didukung dengan penelitian yang menunjukkan anak muda yang aktif melakukan lari maraton lebih mungkin membutuhkan alat pacu jantung di usia tuanya.

Dalam penelitian di Jerman, para ahli mengamati frekuensi dan intensitas aktvitas fisik lebih dari 1.000 orang yang bertahan hidup dengan penyakit jantung koroner selama 10 tahun. Semua partisipan, rata-rata berusia 60 tahunan, menghadiri program rehabilitasi masalah jantung untuk menolong mereka berolahraga secara teratur serta mencegah terkena serangan jantung atau stroke. Dan pedoman saat ini merekomendasikan pasien penyakit jantung harus melakukan aktivitas aerobik dengan intensitas sedang selama 1 jam dan dilakukan 5 kali dalam seminggu.

Sebanyak 40 persen dari mereka berolahraga 2-4 kali dalam seminggu, 30 persen melakukannya lebih dari 4 kali, dan 30 persen lainnya berolahraga kurang dari 2 kali. Secara keseluruhan, 1 dari 10 orang mengaku jarang atau tidak pernah berolahraga. Ternyata ditemukan fakta orang yang setiap harinya melakukan olahraga berat, justru 2 kali lebih berisiko mengalami kematian akibat serangan jantung mendadak dan stroke.

Studi di Swedia dilakukan oleh para ahli dengan mewawancarai lebih dari 44.000 laki-laki usia 45-79 tahun mengenai pola olahraga mereka saat berusia 15, 30, dan 50 tahun, serta selama tahun lalu, saat mereka rata-rata sudah berusia 60 tahun. Kesehatan jantung mereka diawasi selama kurang lebih 12 tahun dari 1997 untuk memantau detak jantung yang tidak teratur, yang diketahui sebagai salah satu faktor pemicu stroke. Hasil menunjukkan laki-laki yang melakukan olahraga intensif lebih dari 5 jam selama seminggu punya kesempatan 19 persen mengalami serangan jantung atau stroke di usia 60 tahun dan meningkat menjadi 49 persen saat mereka berusia 30 tahun.

Dokter Lluis Mont dari Hospital Clinic de Barcelona, Spanyol, menjelaskan olahraga tidak selamanya buruk. Berolahraga tentu saja memiliki manfaat bagi tubuh, namun harus dibatasi dan tidak boleh dilakukan secara berlebihan, apalagi jika usia Anda sudah tidak muda lagi. (Sagar/OCH/Dok. Freedigitalphotos)