Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Salah satu kunci langgeng membina rumah tangga adalah rasa saling percaya yang kuat. Dengan saling percaya, Anda dan pasangan tidak akan saling curiga yang bisa memicu cemburu tanpa alasan yang jelas. Namun jika Anda merasa sangat sulit percaya pada pasangan dalam skala ekstrem, bisa jadi Anda mengalami pistanthrophobia. Ini adalah rasa takut berlebih untuk memercayai orang lain, termasuk pasangan Anda sendiri.
Apa saja tanda seseorang mengalami pistanthrophobia? Apa penyebabnya? Bagaimana mengatasi pistanthrophobia? Yuk, ketahui jenis fobia yang satu ini lebih dalam. Let's read!
Apa Itu Pistanthrophobia?
Mengutip Healthline, pistanthrophobia adalah fobia disakiti oleh orang lain dalam hubungan percintaan. Belum banyak penelitian mengenai pistanthrophobia, namun ini dikategorikan sebagai fobia spesifik yang berkaitan dengan situasi atau suatu benda secara spesifik.
Menurut laporan National Institute of Mental Health, Amerika Serikat, fobia spesifik adalah hal yang sering terjadi dan diperkirakan terjadi pada 12,5 persen warga Amerika. Fobia sendiri merupakan gangguan kecemasan yang membuat Anda takut berlebih pada orang lain, aktivitas, situasi, hewan, atau benda.
"Pistanthrophobia merupakan rasa takut untuk percaya pada orang lain dan sering kali merupakan dampak dari pengalaman dikecewakan yang sangat berat atau berakhirnya hubungan percintaan dengan cara yang sangat menyakitkan," jelas Dana McNeil, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, pada Healthline.
Tanda-tanda Pistanthrophobia
Jika dilihat sekilas, tanda orang yang mengalami pistanthrophobia tidak akan terlihat jelas. Susah percaya pada orang lain bukan berarti mereka selalu murung dan tidak pernah senyum. Bagaimana mengenali pistanthrophobia pada orang lain atau pada diri Anda sendiri? Berikut tanda-tanda pistanthrophobia yang perlu diwaspadai:
⢠Panik dan takut berlebihan, terus-menerus, dan sangat menyiksa perasaan, hingga berada di level yang mengancam.
⢠Sangat ingin pergi dari pemicunya, baik orang, objek, atau situasi. Dalam hal ini, pistanthrophobia membuat penderitanya ingin menghindari pasangan atau hal lain yang mengingatkannya untuk percaya pada pasangan.
⢠Sulit bernapas.
⢠Jantung berdetak kencang.
⢠Gemetar.
⢠Menghindari pembicaraan tentang interaksi dengan orang yang potensial menjadi pasangan.
⢠Tidak reseptif jika diajak kencan atau memadu hubungan yang lebih serius.
⢠Tidak nyaman jika membahas romantisme, percintaan, kencan, dan sebagainya.
Penyebab Pistanthrophobia
"Banyak orang memiliki pengalaman percintaan yang sangat buruk, di mana mereka sangat disakiti, dikhianati, atau dibuang," ujar Dr. Gail Saltz, Associate Professor of Psychiatry di NY Presbyterian Hospital Weill-Cornell School of Medicine, pada Healthline. Pengalaman buruk tersebut membuat mereka hidup dalam teror dan menghindari semua kemungkinan yang membuatnya harus percaya lagi pada seseorang.
Ada juga yang mengalami pistanthrophobia bukan karena pengalaman buruk, tetapi karena cemas dan khawatir berlebih akan disakiti. Umumnya, mereka memiliki kecemasan ekstrem, percaya diri rendah, dan takut akan ditolak atau dikhianati.
Bagaimana cara mendiagnosis pistanthrophobia? Jika Anda sudah merasa sangat sulit untuk memercayai pasangan, maka Anda tidak perlu malu atau ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter kesehatan jiwa. Umumnya, dokter atau psikolog akan melakukan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), dan memeriksa lebih lanjut kriteria dari fobia spesifik yang terbagi dari 5 tipe:
⢠Tipe animal
⢠Tipe lingkungan alami
⢠Tipe cidera-injeksi-darah
⢠Tipe situasional
⢠dan tipe lainnya.
Ketika dokter atau psikolog sudah menegakkan pistanthrophobia, maka akan diberikan terapi. Jenis terapi ini banyak, salah satunya cognitive behavioral therapy (CBT), seperti paparan dan pencegahan respons, psychodynamic psychotherapy. "Sama seperti menangani pasien takut laba-laba atau ketinggian, pasien pistanthrophobia juga perlahan perlu diberi paparan dan toleransi pada stimulus yang mereka takuti," jelas McNeil. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)