BUMP TO BIRTH

Waspadai Efek Samping Terlalu Banyak Tidur saat Hamil!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, apakah saat hamil Anda merasa mudah kelelahan dan sering mengantuk? Bila ya, Anda tak sendirian, Moms. Pasalnya saat hamil tak sedikit wanita yang mengeluhkan hal tersebut, terutama pada trimester pertama dan ketiga kehamilan mereka.

Melansir laman Healthline, pada trimester pertama, volume darah dan kadar progesteron pada tubuh meningkat sehingga dapat membuat Anda merasa sangat mengantuk. Sementara pada trimester ketiga, kehamilan yang semakin besar ditambah kecemasan emosional tentang persalinan yang akan datang diketahui dapat membuat Moms berkeinginan untuk menghabiskan waktu ekstra di tempat tidur.

Tidur memang menjadi obat mujarab untuk mengatasi kelelahan dan rasa kantuk Anda. Menurut National Sleep Foundation, ibu hamil dianjurkan tidur antara 7 dan 9 jam setiap hari. Namun bila Moms tidur selama 9 hingga 10 jam berturut-turut, ini mungkin pertanda bahwa Anda terlalu banyak tidur atau tidur berlebihan, dan Anda harus mewaspadainya, Moms!

Ini Efeknya!

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan risiko buruk bila ibu hamil terlalu banyak tidur, khususnya pada trimester ketiga kehamilan. Dalam studi tersebut diketahui bahwa wanita yang tidur selama lebih dari 9 jam terus-menerus tanpa gangguan pada bulan terakhir kehamilan mereka disinyalir memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kejadian bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth.

Namun, penelitian ini telah ditentang oleh para ilmuwan yang merasa bahwa bila ibu hamil tidur lebih lama dan tanpa gangguan disebabkan oleh gerakan janin yang menurun, hal tersebut bukan penyebab bayi meninggal dalam kandungan.

Penyebab Ibu Hamil Terlalu Banyak Tidur

Ada beberapa alasan yang mungkin memengaruhi waktu tidur atau menyebabkan Moms terlalu banyak tidur saat hamil, di antaranya:

1. Perubahan hormon

Selama trimester pertama, tekanan darah dan kadar gula darah ibu hamil menurun dan berpotensi menyebabkan perasaan lelah. Meningkatnya kadar progesteron selama periode ini juga diketahui dapat membuat Moms jadi ingin lebih banyak tidur.

2. Sindrom kaki gelisah

Banyak ibu hamil yang tidurnya terganggu akibat kakinya sering bergerak atau mengalami sindrom kaki gelisah. Hal Ini mungkin dipicu oleh peningkatan kadar estrogen atau kekurangan asam folat dan zat besi.

3. GERD (penyakit asam lambung)

Saat menelan makanan, cincin otot di bagian bawah kerongkongan akan terbuka. Namun pada wanita yang mengalami GERD, cincin otot tersebut melemah, sehingga memungkinkan makanan atau cairan yang dikonsumsi kembali ke tenggorokan. Nah, kehamilan juga dapat menyebabkan GERD, karena tekanan ekstra pada area perut dapat menghalangi penutupan otot cincin yang tepat.

4. Insomnia

Pada trimester pertama dan ketiga, tak sedikit ibu hamil yang mengeluhkan sulit tidur atau insomnia. Hal ini biasanya disebabkan oleh rasa sakit dan nyeri yang berhubungan dengan kehamilan. Meningkatnya stres dan kecemasan seputar melahirkan dan merawat anak juga dapat membuat tidur Anda terganggu.

5. Sleep Apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami henti napas saat tidur. Berdasarkan sebuah ulasan dari The National Institutes of Health, kehamilan dapat mengembangkan sleep apnea karena adanya perubahan hormonal dan fisiologis selama hamil.

6. Sering buang air kecil

Bayi yang sedang tumbuh di dalam kandungan bisa memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih Moms. Tak heran bila Anda mungkin sering terbangun beberapa kali dalam semalam untuk buang air kecil. Hal ini tentunya jadi mengganggu waktu tidur Anda di malam hari sehingga berimbas pada kantuk yang luar biasa di tengah hari dan membuat Anda tertidur.

Pastikan Moms Cukup Tidur!

Memiliki waktu tidur yang cukup penting bagi ibu hamil demi tetap bisa berpikir jernih, tanggap, fokus, dan bisa mengontrol emosinya. Pastikan Moms cukup tidur setidaknya 8 jam sehari. Karena kurang tidur bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)