Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Batuk merupakan penyakit yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Meski pada umumnya batuk dapat hilang dengan sendirinya atau dengan pemberian obat-obatan yang dijual di apotek, Moms tetap tak boleh memandang remeh penyakit yang satu ini.
Batuk bisa terjadi karena lapisan tenggorokan mengalami iritasi. Hal ini sering dialami saat anak sedang sakit atau tubuhnya melawan penyakit yang menghasilkan banyak dahak. Seperti dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), batuk yang dialami oleh anak pada umumnya merupakan tanda bahwa tubuh sedang berusaha untuk mengeluarkan benda asing yang berada di saluran napasnya.
Batuk dapat hilang dengan sendirinya apabila rangsangan reseptor penyebab batuk juga menghilang. Namun bukan berarti Moms bisa lengah, lho! Pantau terus kondisi Si Kecil dan perhatikan gejala lain yang menyertai batuknya. Batuk disertai gejala lain bisa menjadi pertanda penyakit yang lebih serius.
Gejala lain yang perlu diwaspadai saat Si Kecil batuk antara lain:
⢠Anak kesulitan bernapas.
⢠Tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
⢠Warna bibir dan ujung kuku berubah menjadi pucat atau kebiruan.
⢠Batuk disertai dengan muntah.
⢠Mengeluarkan dahak atau air liur yang cukup banyak.
⢠Anak terlihat kesakitan pada bagian dada atau bagian tubuh lainnya.
⢠Mengalami batuk darah.
⢠Batuk disertai demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius.
⢠Si Kecil berusia di bawah 4 bulan.
1. Batuk Disertai Sesak Napas
Batuk yang terjadi terus-menerus atau batuk terlalu keras bisa membuat Si Kecil menjadi sesak napas. Ciri anak yang mengalami sesak napas, salah satunya adalah ia akan membuat suara tertentu ketika menarik napas atau mengeluarkan suara yang keras ketika tidur. Anak yang kesulitan bernapas juga ditandai dengan meningkatnya jumlah gerakan napas.
Pemicu kondisi batuk seperti ini biasanya adalah virus yang menyebabkan radang pada kotak suara dan batang tenggorokan. Batuk yang sampai menyebabkan sesak napas bisa dialami Si Kecil pada usia sekitar 6 bulan hingga 3 tahun. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika anak mengalami demam.
Batuk disertai sesak napas termasuk jenis batuk yang berbahaya. Untuk pertolongan awal, Moms bisa mengajaknya menghirup uap air panas selama 15 hingga 20 menit. Cara ini bisa membantu menghangatkan dan membuka saluran napas Si Kecil. Jika sesak masih berlanjut, Moms perlu segera membawa Si Kecil ke rumah sakit.
2. Batuk Kering yang Parah di Malam Hari
Dalam beberapa kasus, kondisi batuk pada anak akan semakin intens pada malam hari atau saat suhu udara lebih dingin. Pada umumnya, batuk semacam itu disebabkan oleh asma. Sebagai catatan, asma merupakan kondisi kronis di mana saluran udara di paru-paru menyempit dan meradang, sehingga paru-paru menghasilkan lendir. Akibatnya, timbul rasa gatal yang menyebabkan Si Kecil batuk-batuk.
3. Batuk Berdahak Disertai Pilek
Tanda batuk yang perlu diwaspadai lainnya adalah batuk disertai dahak. Cara ini merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan dahak dari paru-paru. Batuk yang disertai dahak biasanya akan membebani area dada. Pada umumnya, batuk berdahak terjadi saat anak terinfeksi oleh bakteri. Moms perlu meningkatkan kewaspadaan ketika batuk berdahak disertai gejala lain, seperti pilek, sakit tenggorokan, mata berair, dan nafsu makan menurun.
4. Batuk Disertai Demam
Selain batuk berdahak dan disertai pilek, Moms juga perlu memberikan perhatian khusus apabila Si Kecil mengalami batuk ditambah dengan kenaikan suhu badan. Batuk yang disertai demam selama beberapa hari bisa membuat suara anak menjadi serak dan ritme napasnya meningkat. Selain itu, kondisi semacam ini ini bisa menjadi ciri penyakit bronkiolitis. Bronkiolitis merupakan infeksi yang terjadi pada bronkiolus atau saluran terkecil di paru-paru. Saat saluran ini membengkak dan penuh dengan lendir, Si Kecil akan kesulitan bernapas. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)