Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Masalah kesehatan memang bisa menimpa siapa saja, termasuk pada Anda yang masih berusia produktif, yaitu usia 20-40 tahun. Salah satu penyakit yang bisa terjadi pada usia tersebut adalah pneumotoraks, yaitu kondisi paru-paru yang kolaps (mengempis) karena perubahan tekanan udara pada paru-paru (menekan paru-paru).
Gangguan ini disebabkan oleh adanya cedera pada dinding dada atau ruptur pada jaringan paru. Pneumotoraks sendiri sering terjadi pada pria yang berusia 20-40 tahun, terutama mereka yang memiliki fisik tinggi dan kurus. Untuk bisa mencegah penyakit ini, Moms perlu tahu gejala serta pengobatan yang dapat dilakukan. Berikut penjelasannya.
Faktor dan Jenis Pneumotoraks
Ada 2 tipe pneumotoraks dengan penyebab serta tingkat keparahan yang berbeda. Tipe pertama adalah simple pneumothorax, yaitu hanya sebagian paru-paru yang kolaps, tetapi bisa menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan sesak napas, serta bukan termasuk kondisi darurat.
Tipe kedua adalah tension pneumothorax atau kondisi di mana seluruh bagian paru-paru kolaps, sehingga menyebabkan penurunan fungsi jantung dan organ tubuh lain. Kondisi ini tergolong darurat dan dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.
Pneumotoraks muncul karena dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
⢠Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita.
⢠Kebiasaan merokok dan pola hidup tidak sehat lainnya.
⢠Genetika atau penyakit yang diturunkan dari anggota keluarga lain.
⢠Pernah mengalami gangguan atau penyakit pada paru-paru (asma, infeksi paru, dan lain-lain).
⢠Penderita menggunakan alat bantu pernapasan (ventilasi mekanis).
⢠Pernah mengalami pneumotoraks sebelumnya.
Gejala dan Penanganan Pneumotoraks
Ada beberapa kondisi umum yang menjadi gejala dari penyakit pneumotoraks, yaitu sesak napas dan nyeri di bagian dada. Terdapat juga tanda-tanda yang menyertai kondisi ini, seperti:
⢠Rasa nyeri yang menusuk dan persisten saat menarik napas.
⢠Sensasi dada tertekan yang semakin memburuk.
⢠Keluar keringat dingin.
⢠Bibir atau kulit membiru.
⢠Detak jantung semakin cepat.
⢠Tarikan napas memendek.
⢠Penurunan kesadaran, pingsan, bahkan koma.
Apabila Anda mengalami beberapa gejala di atas, sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Nantinya akan dilakukan pemeriksaan fisik serta rontgen thorax pada bagian dada untuk mendiagnosis pneumotoraks.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa kadar oksigen pada darah dan jantung Anda menggunakan EKG untuk menentukan apakah Anda pernah terkena pneumotoraks sebelumnya. Nantinya akan dilakukan tindakan untuk menghilangkan tekanan udara pada paru-paru, sehingga paru-paru dapat kembali ke posisi dan bentuk semula.
Namun, apabila pneumotoraks dianggap cukup parah, maka Anda perlu mendapat penanganan lebih serius, seperti:
1. Aspirasi jarum
Dalam prosedur ini, jarum suntik akan dimasukkan dengan selang melalui dada Anda untuk mengeluarkan udara dari rongga antara paru-paru dan dinding dada. Apabila lubang yang dibuat berukuran besar, Anda harus membiarkan selang tersebut terpasang sampai beberapa hari untuk menjaga paru-paru agar tidak mengembang, sampai lubangnya benar-benar pulih.
2. Pembedahan
Apabila prosedur di atas tidak berhasil mengembalikan bentuk normal paru-paru, dokter mungkin akan merekomendasikan pilihan berupa prosedur bedah untuk mencegah masuknya udara dalam paru-paru Anda.(Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)