TOODLER

Sindrom Biskuit Susu pada Anak, Kenali Penyebab dan Gejalanya!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Biskuit, cokelat, es krim dan susu merupakan jenis makanan dan minuman yang umumnya digemari oleh anak-anak dan tak jarang bahkan menjadi camilan favorit mereka. Namun bila Si Kecil terlalu sering mengonsumsi makanan atau minuman tersebut, Moms perlu waspada adanya kemungkinan Si Kecil mengalami milk biscuit syndrome atau sindrom biskuit susu.

Mungkin Moms belum akrab dengan istilah sindrom yang juga disebut sebagai penyakit susu dan kue ini. Meski diketahui sering terjadi pada masa pertumbuhan anak-anak, sayangnya sindrom ini sering tidak dianggap serius karena gejalanya beresonansi dengan infeksi ringan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, kelelahan, dan sembelit.

Sindrom biskuit susu ini biasanya dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, terutama bila diterapkan saat larut malam. Biasanya sindrom ini paling sering terjadi pada anak-anak yang mengonsumsi gula berlebih dan lemak olahan.

Bukan hanya biskuit dan susu, beberapa jenis makanan lain yang juga turut menjadi pemicu sindrom ini antara lain adalah minuman ringan, soda, jus kemasan, susu, yoghurt beraroma, es krim, cokelat, dan makanan ringan lainnya yang mengandung gula.

Penyebab Sindrom Biskuit Susu

Sindrom satu ini biasanya disebabkan oleh makanan yang merupakan produk susu atau memiliki tingkat pengawet dan gula yang tinggi. Ketika makanan seperti itu dikonsumsi Si Kecil tepat sebelum tidur, hal tersebut akan bisa berisiko menimbulkan masalah.

Saat anak tidur, kandungan asam yang disebabkan oleh produk makanan ini di perut mengalir kembali dari kerongkongan dan terkadang bahkan sampai ke tenggorokan. Tak seperti orang dewasa yang mungkin akan merasa dadanya terbakar atau mengalami heartburn karena hal tersebut, balita justru akan menderita pilek, dada sesak, batuk atau sakit tenggorokan sebagai gejala yang suka disalahartikan sebagai alergi dan infeksi. Jika anak Anda sering mengeluh tentang masalah tersebut tanpa alasan yang jelas, maka inilah saatnya untuk memeriksakan Si Kecil ke dokter, Moms.

Penanganan dan Pencegahan Sindrom Biskuit Susu

Misdiagnosis, yang merupakan skenario umum dalam banyak kasus sindrom bisukit susu, tidak hanya dapat memperburuk gejala tetapi juga tidak mengakhiri sindrom tersebut. Obat hanya menutupi gejalanya untuk sementara, yang nantinya akan muncul kembali jika pola makan anak yang tidak sehat terus berlanjut.

Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah dengan mengurangi konsumsi produk olahan susu dan makanan bergula tepat sebelum tidur. Ini akan mencegah refluks asam (penyebab heartburn pada orang dewasa) yang kemudian dapat menyebabkan sindrom biskuit susu.

Moms mungkin biasa memberi Si Kecil segelas susu sebelum tidur, tetapi pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter anak jika anak Anda sering mengeluh batuk, hidung mampet, sakit tenggorokan, atau sembelit. Meskipun Anda tahu bahwa susu memiliki segudang nutrisi yang baik untuk Si Kecil, konsumsinya harus dialihkan pada siang hari untuk mencegah sindrom ini. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)