Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mengutip Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai.
Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan kesehatan tumbuh kembangnya, agar anak tidak mengalami stunting. Pemenuhan gizi anak juga harus dilakukan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan lho, Moms! Ya, bukan hanya gizi setelah lahir yang menentukan anak stunting.
Nah, agar anak terbebas dari ancaman stunting, Moms perlu memberikan berbagai makanan sehat kaya gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak. Dari sekian banyak nutrisi yang diperlukan anak, beberapa kunci nutrisi berikut ini adalah yang terpenting dan harus terpenuhi. Yuk, simak penjelasan Prof. Dr. Sandra Fikawati. MPH, dari Pusat Kajian Gizi & Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengenai daftar gizi terpenting untuk mencegah stunting.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan standar untuk usianya yang diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih rendah dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan WHO," jelas Prof. Sandra dalam webinar JAPFA Kolaborasi Untuk Generasi Unggul Indonesia (22/12/20).
Prof. Sandra juga menyebutkan kalau stunting adalah penanda adanya risiko perkembangan anak yang tidak baik. Stunting yang terjadi di usia kurang dari tahun diprediksi bisa menyebabkan tingkat kognitif dan pendidikan yang buruk di masa anak-anak dan remaja. Contoh beberapa dampak stunting dalam jangka pendek dan jangka panjang adalah sebagai berikut:
⢠Pertumbuhan fisik dan otak tidak optimal.
⢠Kekebalan tubuh menurun.
⢠Kemampuan kognitif dan prestasi belajar menurun.
⢠Risiko tinggi munculnya diabetes, penyakit jantung, dan pembuluh darah.
⢠Produktivitas ekonomi rendah.
⢠Kualitas kerja yang tidak kompetitif.
Zat Gizi Terpenting
Semua vitamin dan mineral tentu baik dan diperlukan tubuh anak, namun beberapa zat gizi di bawah ini adalah yang terpenting untuk mencegah anak mengalami stunting, Moms.
1. Protein
"Protein adalah nutrisi yang amat penting untuk anak stunting. Diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan massa otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh," jelas Prof. Sandra. Menurutnya, banyak anak di negara berkembang kekurangan protein berkualitas dan asam amino esensial dalam diet yang memiliki konsekuensi buruk bagi pertumbuhan dan penurunan stunting.
Susu, telur ayam, dan daging ayam adalah contoh sumber protein dengan skor asam amino (SAA) paling tinggi. Artinya, 100 persen protein susu dan telur ayam, atau 80 persen protein daging ayam, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan protein daging sapi hanya dapat diserap sebanyak 69 persen.
2. Zat Besi
"Kekurangan zat besi dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan anemia serta menghambat perkembangan mental," ujar Prof. Sandra. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengatakan hal serupa perihal pentingnya zat besi untuk anak.
"Kekurangan zat besi dapat berdampak negatif ke kecerdasan, perilaku, dan kemampuan motorik anak. Anemia defisiensi besi pada anak di bawah usia 2 tahun menyebabkan anak lebih "lemot" dalam merespons, lebih iritabel, dan sulit mengendalikan diri," tulis dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A(K), pada laman IDAI.
3. Zinc
"Mineral esensial ini berperan dalam aktivasi dan sintesis hormon pertumbuhan (GH), menjaga kekebalan tubuh, sebagai antioksidan, fungsi pengecapan, serta stabilisasi membran sel," kata Prof. Sandra. Beberapa contoh makanan yang kaya akan zinc adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam, udang, kepiting, almond, buncis, labu, wijen, kacang hijau, dan produk susu.
Ingin memberikan suplemen zinc untuk anak? Boleh saja. "Suplementasi zinc terbukti dapat menurunkan insidens diare dan pneumonia, mendukung pertumbuhan linear, dan memiliki efek positif dalam menurunkan angka kematian terkait penyakit infeksi. Suplementasi zinc diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan sekali, pada bayi usia 6-23 bulan," tulis dr. Angga Wirahmadi, Sp.A, pada laman IDAI.
4. Kalsium dan Vitamin D
"Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu, kalsium pun dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan jantung," jelas Prof. Sandra. Mengutip tulisan dr. Angga, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin D sebesar 400 IU pada bayi ASI eksklusif, bayi yang minum susu formula kurang dari 1 liter sehari, dan anak-anak serta remaja.
5. Yodium
"Yodium merupakan mineral yang penting untuk pertumbuhan berat dan tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Balita yang mengalami kekurangan yodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah 13,5 poin dibandingkan balita yang cukup yodium," saran dr. Angga.
Namun ia juga mengingatkan kalau sesuai pedoman World Health Organization (WHO), suplementasi yodium hanya diberikan pada kelompok balita yang rentan kekurangan yodium saja.
Let's fight stunting together, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)