TOODLER

Mengenal Metode Sunat Cincin, Ini Plus dan Minusnya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi Moms yang memiliki anak laki-laki, mungkin Anda sudah merencanakan sunat untuk Si Kecil sejak ia baru lahir. Sunat atau khitan adalah prosedur pembedahan yang bertujuan untuk membuang kulit penis bagian luar yang menutupi kepala penis.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, metode sunat pun memiliki banyak macam. Saat ini ada beberapa metode sunat yang bisa Anda pilih. Salah satunya adalah sunat dengan metode cincin.

Pada prinsipnya, sunat cincin dilakukan dengan alat khusus yang dipasang secara melingkar di penis. Alat ini bertujuan untuk menghambat aliran darah ke bagian kulup yang akan dipotong sehingga mencegah terjadinya pendarahan hebat. Sunat cincin dapat dilakukan pada bayi baru lahir maupun anak yang lebih besar.

Jenis Sunat Cincin

Sunat cincin memiliki beberapa jenis, antara lain klem Gomco, klem Mogen, Plastibell, dan Smart Klamp. Berikut penjelasannya.

1. Klem Gomco

Metode sunat ini paling sering digunakan untuk bayi yang baru lahir karena cepat, efektif, dan minim risiko perdarahan. Dalam prosedur sunat dengan klem Gomco, pertama-tama kulup akan dipisahkan dari kepala penis menggunakan alat khusus yang disebut probe.

Sayatan kemudian dibuat pada kulup untuk memungkinkan alat berbentuk seperti lonceng dipasang di antara kepala penis dan kulup. Setelah alat terpasang, kulup akan ditarik ke atas melewati alat tersebut dan dipasangkan penjepit di sekitarnya guna mengurangi aliran darah ke area kulup. Pada tahap terakhir, kulup akan dipotong dengan pisau bedah dan dibuang.

2. Klem Mogen

Sama seperti klem Gomco, awalnya kulup akan dipisahkan dari kepala penis. Kemudian kulup ditarik ke atas kepala penis dan dipasangkan penjepit logam dengan celah di dalamnya. Setelah penjepit terpasang, kulup akan dipotong dengan pisau bedah. Penjepit tetap dibiarkan terpasang selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan.

3. Plastibell

Masih mirip dengan teknik klem Gomco, setelah dilakukan pemisahan antara kulup dengan kepala penis, maka alat seperti lonceng plastik akan ditempatkan di antara kulup dan kepala penis. Selanjutnya, sebuah benang akan diikatkan melingkar membentuk cincin di luar kulup untuk menghambat aliran darah ke kulup. Usai benang diikat, kulup akan dipotong dengan pisau bedah lalu lonceng plastik akan dilepas. Ikatan benang plastik berbentuk cincin biasanya dibiarkan selama 6-12 hari dan akan terlepas dengan sendirinya.

4. Smart Klamp

Untuk anak yang sudah lebih besar, sunat cincin biasanya menggunakan metode Smart Klamp. Sunat cincin jenis ini menggunakan alat khusus berbentuk tabung yang lengkap dengan klem plastik. Ukuran tabung yang dipakai bervariasi antara 10-21 mm dan akan disesuaikan dengan ukuran penis.

Dalam prosesnya, panjang kulup yang akan dipotong ditandai terlebih dahulu dengan pena bedah. Lalu dokter akan mengukur diameter penis dengan alat ukur khusus untuk menentukan ukuran tabung plastik yang akan digunakan. Setelah itu, kulup akan dipisahkan dari kepala penis, kemudian tabung dimasukkan di antara kulup dengan kepala penis dan dipasangkan penjepit (klem plastik) dari luar hingga mencapai ujung tabung.

Dengan demikian, kulup akan terjepit di antara klem dan tabung. Saat sudah dipastikan terjepit, kulup akan dipotong dengan pisau bedah. Klem dan tabung dibiarkan terpasang di penis selama 5 hari. Pada ujung tabung terdapat lubang untuk keluarnya urine.

Kelebihan dan Kekurangan Sunat Cincin

Sama seperti metode lainnya, sunat cincin pun punya plus dan minus. Berikut sejumlah kelebihan dan kekurangan metode sunat ini:

Kelebihan Sunat Cincin

• Proses sunat cincin relatif lebih cepat dan minim risiko perdarahan.

• Setelah sunat, anak bisa langsung memakai celana dan beraktivitas seperti biasa.

• Tidak memerlukan jahitan maupun perban karena minim perdarahan. Selain itu, penis juga boleh terkena air.

Kekurangan Sunat Cincin

• Biaya lebih mahal daripada sunat konvensional karena memerlukan alat khusus.

• Proses pemulihan setelah sunat cenderung lama, yaitu sekitar 10 hari.

• Berisiko terjadi pembengkakan penis.

• Hasil akhir pemotongan kulup kurang baik.

• Risiko adanya trauma akibat tindakan pelepasan klem dan tabung sunat cincin dengan metode Smart Klamp. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)