FAMILY & LIFESTYLE

Mengenal Anosmia, Salah Satu Gejala Umum COVID-19


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, mungkin akhir-akhir ini Anda sering mendengar tentang istilah anosmia. Maklum, anosmia disebut-sebut merupakan salah satu gejala baru saat seseorang terkena COVID-19.

Dalam istilah medis, anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Orang yang mengalami anosmia tidak bisa mencium aroma apa pun, termasuk aroma bunga, parfum, masakan, maupun bau tidak sedap lainnya. Kondisi juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan.

Dalam sejumlah studi dan laporan kasus disebutkan bahwa anosmia merupakan salah satu keluhan yang dapat dialami penderita COVID-19. Akan tetapi tidak semua orang terinfeksi virus corona akan mengalaminya. Selain karena COVID-19, anosmia juga bisa dialami orang yang menderita masalah kesehatan lainnya, seperti rhinitis, polip hidung, sinusitis, deviasi septum, dan gangguan saraf penciuman.

Penyebab Anosmia

Anosmia pada umumnya disebabkan oleh pembengkakan atau penyumbatan di rongga hidung yang membuat bau atau aroma tertentu tidak bisa terdeteksi oleh saraf di dalam hidung. Selain itu, anosmia juga dapat terjadi karena adanya masalah pada sistem saraf yang berfungsi untuk mendeteksi aroma atau bau.

Namun hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa penyakit COVID-19 juga dapat menimbulkan gejala anosmia. Ada dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat peradangan di rongga hidung ketika virus corona terhirup masuk ke dalam tubuh melalui hidung.

Saat melalui rongga hidung, virus corona dapat menyerang sistem saraf yang berfungsi sebagai indra penciuman di dalam hidung. Gangguan inilah yang diduga dapat menyebabkan gejala anosmia pada pasien COVID-19.

Menurut sejumlah penelitian, anosmia cenderung muncul pada masa awal infeksi dan biasanya akan pulih dalam waktu 28 hari. Anosmia pada penyakit COVID-19 juga sering disertai dengan dysgeusia atau gangguan indra pengecap, sehingga mulut terasa asam, pahit, asin, atau terasa seperti logam. Saat mengalami dysgeusia, pasien COVID-19 akan kehilangan nafsu makan bahkan penurunan berat badan. Semakin parah anosmia yang terjadi, semakin buruk pula gangguan pada indra pengecap.

Mengatasi Anosmia

Penanganan anosmia disesuaikan dengan penyebabnya. Pada umumnya, anosmia bisa diatasi dengan cara pemberian dekongestan untuk anosmia yang disebabkan hidung tersumbat, pemberian antibiotik, dan pembedahan untuk mengatasi anosmia yang disebabkan oleh kelainan tulang hidung, tumor hidung, atau polip hidung.

Sementara itu, anosmia pada pasien COVID-19 biasanya akan hilang dengan obat-obatan. Ada pasien yang hanya mengalami anosmia dalam waktu singkat. Ada pula kasus di mana pasien sudah dinyatakan negatif COVID-19, tapi indra penciumannya belum bisa berfungsi dengan baik.

Harus Waspada!

Anosmia memang tidak selalu disebabkan oleh virus corona. Seseorang yang mengalami penyakit seperti diabetes, sinusitis, polip hidung, flu, dan pilek juga bisa kehilangan daya penciuman. Selain itu semakin bertambahnya usia, maka seseorang juga berisiko mengalami penurunan fungsi tubuh, salah satunya fungsi penciuman dan pengecap.

Namun selama masa pandemi COVID-19, Anda perlu waspada apabila tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk mencium aroma tertentu. Bisa jadi hal ini merupakan pertanda Anda terinfeksi virus corona.

Selain anosmia, penderita COVID-19 biasanya juga mengalami pusing, demam, batuk, lemas, sakit tenggorokan, lemah otot, dan sesak napas. Segera berkonsultasi dengan dokter atau melakukan pemeriksaan swab apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)