Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Berkembangnya kasus kekerasan pada anak di Indonesia belakangan, membuat banyak orangtua dan kalangan pendidik berupaya menggali informasi lebih dalam untuk membekali diri dalam melindungi anak-anak mereka dari kekerasan seksual.
Pada kenyataannya, memang tidak ada satupun karakteristik khusus atau tipe kepribadian yang dapat diidentifikasi dari seorang penganiaya anak. Dengan kata lain, siapa pun dapat menjadi penganiaya anak atau pedofilia.
Menurut Prof. Drs. Adrianus E. Meliala, M.SI.,M.Sc.,Ph.D, Guru besar Ilmu Kriminologi UI, ada banyak kategori pedofilia, yaitu mereka yang tertarik dengan anak berusia di bawah 5 tahun disebut infantophilia. Sementara itu, mereka yang tertarik dengan anak perempuan berusia 13-16 tahun disebut hebophilia, mereka yang tertarik dengan anak laki-laki di usia tersebut, dikenal dengan ephebohiles.Berdasarkan perilaku, ada yang disebut exhibitionism, yaitu bagi mereka yang suka memamerkan, suka menelanjangi anak atau disebut voyeurism, suka mastuberasi depan anak, atau sekadar meremas kemaluan anak.
"Pedofilia bisa karena memang kelainan, artinya orang ini mungkin saja pernah mengalami trauma yang sama, sehingga mengakibatkan perilaku yang menyimpang, bisa juga karena gaya hidup, seperti kebiasaan menonton pornografi misalnya, sehingga membentuk hasrat," ungkap Prof. Adrianus dalam diskusi media siang (25/04) tadi.
Ia juga menambahkan, wabah pedofilia ini bahkan sudah merambah hingga ke luar negeri. "Kalau di negara barat, mereka bahkan punya komunitas sendiri, karena itu perlindungan anak pada pemerintahan di sana sudah begitu ketat untuk menghadapi predator-predator itu. Dan kini Indonesia menjadi sasaran empuk mereka memperluas mangsanya, karena perlindungan anak kita masih belum begitu kuat,".
Prof. Andrianus menegaskan, tindakan kriminal bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Siapa pun bisa menjadi pelaku kekerasan seksual pada anak, karena tidak ada karakteristik khusus. Untuk itu, Anda tetap harus waspada. "Mereka mungkin dekat dengan Anda dan anak Anda. Dari berbagai kalangan. Yang jelas, pedofilia tidak pernah berhenti, mereka juga cenderung memodifikasi target yang beragam, dan siapa pun bisa dia sikat, bahkan saudara sendiri, itu sebabnya mereka disebut predator," tutupnya. (Aulia/OCH/doc.freedigitalphotos)