Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Melihat Si Kecil lahir sehat sempurna dengan kondisi fisik yang baik tentu menjadi harapan semua orang tua ya, Moms. Maka dari itu, wajar jika tak sedikit orang tua yang khawatir jika Si Kecil lahir dengan kondisi tertentu yang bisa menghambat pertumbuhannya.
Salah satu hal yang biasa dikhawatirkan adalah jika Si Kecil lahir dengan kondisi kaki masuk ke dalam, yang sering disebut dengan istilahpigeon toe atau intoeing. Faktanya, pigeon toe merupakan kondisi yang umum dialami oleh bayi lho, Moms.
Apakah kondisi ini berbahaya buat bayi? Bagaimana cara membuatnya normal? Dan perlukah Si Kecil mendapatkan tindakan khusus? Yuk, ketahui jawabannya dengan membaca penjelasan berikut ini!
Kondisi Umum pada Bayi
Seperti namanya, pigeon toe atau intoeing merupakan kondisi di mana jempol kaki mencuat ke arah dalam. Meski merupakan kondisi kelainan, kondisi ini cukup umum terjadi. Dr. Cindy Gellner, M.D., dokter spesialis anak di Westridge Health Center, menyatakan, "Terdapat berbagai penyebab pigeon toe atau intoeing, tapi kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi dan anak kecil." Kondisi ini sering ditemukan pada anak di bawah usia 2 tahun.
Penyebab Pigeon Toe
Pigeon toe disebabkan oleh tulang keras yang disebut tibia bengkok ke dalam. Kondisi ini disebut sebagai tibial torsion. Pada beberapa anak, pigeon toe mulai muncul sejak masih di dalam kandungan. Ruang di dalam rahim yang sempit bisa menyebabkan bayi bertumbuh dengan posisi di mana kaki mereka tumbuh ke dalam. Kondisi ini disebut sebagai metatarsus adductus.
Pada kasus tertentu, pigeon toe baru muncul seiring dengan pertumbuhan kaki selama masa balita. Pigeon toe yang muncul pada usia 2 tahun bisa disebabkan oleh tibia torsion atau tibia yang tumbuh memutar.
Ketika Si Kecil berusia 3 tahun atau lebih, ia dapat mengalami femur atau tulang paha yang tumbuh bengkok masuk ke dalam, yang disebut sebagai medial femoral torsion. Pada kondisi ini, tak hanya jempol atau telapak kaki yang bengkok, melainkan seluruh kaki. Mengutip Healthline, anak perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami medial femoral torsion.
Gejala Utama Pigeon Toe
Pada kasus metatarsus adductus, gejala dapat sangat mudah terlihat setelah Si Kecil lahir. Satu atau kedua kaki Si Kecil akan terlihat bengkok ke dalam. Bahkan bentuk kaki dapat terlihat begitu bengkok sehingga mirip bentuk bulan sabit.
Sementara pada kasus tibial torsion, kondisi inimungkin tidak akan terlihat hingga bayi mulai berjalan. Sedangkan pada kasus medial femoral torsion, gangguan ini baru dapat dikenali setelah Si Kecil berusia 3 tahun, tapi gejala umum muncul ketika umur 5 atau 6 tahun. Kondisi medial femoral torsion dapat dilihat ketika Si Kecil duduk dengan kaki terlentang, kedua kakinya membentuk huruf "W".
Cara Mengatasi Pigeon Toe
Mengutip laman University of Utah Health, saat Si Kecil didiagnosis dengan pigeon toe, tak ada cara penanganan khusus. Hampir seluruh kasus pigeon toe akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.
Jika disebabkan oleh tibia torsion, maka kondisi ini akan semakin baik ketika Si Kecil mulai berdiri dan berjalan. Jika disebabkan medial fomoral tersion, penanganan utamanya adalah dengan mencegah Si Kecil duduk dengan kaki menyilang.
Jika diperlukan, Moms bisa berikan Si Kecil sepatu pendukung yang bisa mendukung perbaikan bentuk kaki. Tapi tak perlu takut jika Si Kecil lahir dengan kondisi ini, karena ini merupakan kondisi yang umum terjadi, tidak berbahaya, dan tidak bisa dicegah.
Berikan saja pengawasan yang lebih saat Si Kecil mulai belajar berjalan agar ia tetap aman. Namun, jika kondisi ini semakin parah hingga ia bersekolah, maka Moms bisa konsultasikan hal ini dengan dokter. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)