BABY

Mengenal Selulitis, Infeksi Bakteri yang Serang Kulit Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menjaga kebersihan merupakan hal utama yang harus Anda lakukan untuk melindungi Si Kecil dari serangan berbagai penyakit, Moms. Bagian tubuh yang rentan mengalami masalah pada bayi adalah kulitnya. Ya, kulit bayi memang masih sensitif, sehingga perlu dirawat dan dijaga kebersihannya dengan seksama.

Salah satu penyakit yang bisa mengancam kesehatan kulit Si Kecil adalah selulitis. Berbeda dengan istilah selulit yang terjadi karena adanya penimbunan lemak di bawah kulit dan identik dengan kelebihan berat badan, selulitis merupakan infeksi bakteri yang menyerang kulit bayi dan lapisan di bawahnya. Selulitis bisa dialami oleh semua kelompok usia, termasuk anak-anak dan bayi, Moms. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit terlihat kemerahan, bengkak, terasa lembut atau lembek, dan sakit saat ditekan.

"Bayi umumnya terkena selulitis karena kebersihan tubuhnya kurang terjaga, digigit binatang, atau mengalami kerusakan dan luka pada kulit, sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalamnya. Ada 2 jenis bakteri yang paling sering menimbulkan selulitis, yakni Staphilococcus pyogenes dan Staphilococcus aureus. Sementara bakteri penyebab lainnya adalah Streptococcus B-hemolitik," jelas dr. Grace N.S. Wardhana, Sp.KK.

Penyebab Bayi Mengalami Selulitis

Selain kondisi kulit yang kurang terjaga kebersihannya, ada sejumlah faktor penyebab lainnya yang ternyata dapat meningkatkan risiko Si Kecil mengalami selulitis, yakni:

• Sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga memudahkan bakteri penyebab selulitis berkembang biak.

• Infeksi yang terjadi akibat adanya prosedur pembedahan.

• Kondisi kulit kronis, seperti eksim, yang memungkinkan bakteri masuk untuk menyerang kulit.

• Adanya benda asing yang kurang terjaga kebersihannya masuk ke dalam kulit.

• Terjadinya infeksi pada tulang di bagian bawah kulit.

Gejala Selulitis pada Bayi

Menurut dr. Grace, bagian tubuh bayi yang paling sering terkena selulitis adalah tungkai bagian bawah yang terluka atau pernah terjadi luka. Namun, infeksi ini bisa juga terjadi di semua bagian tubuh. Secara kasat mata, gejala selulitis terlihat seperti berikut ini:

• Terjadi kelainan pada kulit berupa kemerahan yang berbatas tegas dan agak keras.

• Timbul tanda-tanda peradangan, seperti pembengkakan, nyeri, kulit terasa hangat atau panas jika disentuh, dan terjadi lepuhan di atas kulit yang kemerahan.

• Kulit yang membengkak pecah dan mengeluarkan nanah.

• Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada area kulit yang terinfeksi.

Penanganan Selulitis pada Bayi

Ketika bayi menunjukkan gejala selulitis, segera lakukan penanganan yang tepat. Anda dapat merawatnya di rumah dengan mengistirahatkan bagian tubuh yang terkena selulitis dan pastikan tidak tersentuh tangan atau benda apa pun yang kebersihannya tidak terjamin.

Selain itu, nyamankan bayi dengan meletakkan bagian yang terinfeksi pada posisi lebih tinggi. Jangan memijat atau menekan kulit yang terinfeksi karena dapat memperparah kondisinya. Anda juga dapat memberikan salep antibiotik. Namun sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter ya, Moms.

Proses penyembuhan infeksi selulitis biasanya memakan waktu 7-10 hari. Gangguan ini sebenarnya tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, kecuali jika terjadi komplikasi sepsis dan beberapa kondisi lainnya, seperti:

• Infeksi bertambah berat dan melibatkan area dekat dengan struktur penting, contohnya rongga mata.

• Muncul demam tinggi, mual dan muntah, serta masalah kesehatan lain yang terpengaruh oleh selulitis.

• Pembengkakan dan pengerasan terus meluas pada kulit dan timbul kumpulan nanah dalam suatu jaringan hingga perlu dilakukan pembedahan.

• Diperlukan pemotongan jaringan kulit mati untuk mendukung proses penyembuhan.

Cara Mencegah Selulitis pada Bayi

Selulitis pada bayi sangat bisa dicegah dengan cara yang mudah dan sederhana. Berikut beberapa hal yang dianjurkan dr. Grace sebagai langkah pencegahan:

• Jaga kebersihan kulit bayi sebaik mungkin dan jauhkan dari tempat-tempat yang tidak terjamin kehigienisannya.

• Lindungi kulitnya dari gigitan serangga yang dapat menimbulkan gatal dan luka iritasi karena digaruk.

• Jika terdapat luka pada kulit bayi, segera bersihkan dan berikan pengobatan. Cuci dengan antiseptik dan pastikan luka membaik dari hari ke hari.

• Tutupi luka dengan perban agar tetap bersih dan terhindar dari kuman lain. Ganti perban sesering mungkin.

• Hindari segala kondisi yang dapat melukai kulit bayi, seperti tercakar. Potong kukunya secara rutin agar tidak terlalu panjang dan dapat melukai kulitnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)