TOODLER

6 Jenis Batuk pada Anak yang Perlu Moms Waspadai


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Batuk mungkin salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada anak. Walau terkesan tidak berbahaya, namun batuk bisa mengindikasikan masalah kesehatan lain pada Si Kecil lho, Moms. Beda jenis batuk, beda pula artinya. Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda akan kesehatan anak, mari kenali jenis-jenis batuk pada anak dan artinya.

1. Batuk Kering

Ini adalah batuk yang tidak mengeluarkan cairan atau mucus. Tenggorokan anak mungkin akan terasa geli saat batuk, dan membuatnya sulit mengontrol batuk keringnya. Jenis batuk ini umumnya terjadi ketika ada inflamasi atau iritasi di saluran pernapasan anak, namun tidak ada cairan atau mucus yang keluar saat batuk.

Ketika anak mengalami batuk kering, penyebab paling sering adalah infeksi saluran pernapasan atas, seperti influenza. Pada anak dan orang dewasa, batuk kering bisa terjadi selama beberapa minggu setelah sembuh dari flu. Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan batuk kering adalah sinusitis, asma, alergi, GERD, serta paparan iritan seperti polusi dan asap rokok.

2. Batuk Berdahak

Jenis batuk ini menghasilkan dahak atau lendir setiap kali batuk. Batuk berdahak juga seringkali disertai dengan pilek dan tubuh terasa lemah. Batuk ini umumnya terjadi selama 3 minggu, atau pada batuk kronis bisa terjadi selama 4 minggu pada anak dan 8 minggu pada orang dewasa. Penyebabnya cukup beragam, mulai dari flu, bronkitis, asma, hingga pneumonia.

3. Batuk Pertusis

Batuk pertusis atau batuk rejan (whooping cough) biasanya terjadi lebih dari seminggu. Ciri khas batuk pertusis pada anak adalah ia bisa batuk lebih dari 20 kali dalam satu kali napas. Akibatnya, di sela batuk, anak kesulitan bernapas dan menimbulkan bunyi aneh saat Si Kecil menarik napas.

Penyebabnya adalah bakteri bernama Bordetella pertussis yang menyerang dinding saluran pernapasan dan menghasilkan beberapa inflamasi yang menyempitkan (bahkan bisa menutup) saluran napas. Anak yang belum diberikan imunisasi lengkap lebih rentan mengalami batuk pertusis. Karena itu, jangan lupa untuk melengkapi imunisasi Si Kecil ya, Moms.

4. Batuk Basah

Cirinya adalah ketika anak mengalami selesma selama 1 minggu dan kondisinya semakin buruk, batuk yang ia alami sangat basah berdahak dan napasnya juga sangat lebih cepat dibandingkan biasanya. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi dengan batuk basah seperti ini adalah pneumonia, karena ada virus atau bakteri yang menyerang paru-paru anak dan membuat penumpukan cairan. "Karena anak berusaha mengeluarkan cairan dari paru-parunya, batuk karena pneumonia bisa terdengar sangat buruk," ujar dokter Debbie Lonzer, M.D., lektor pediatri di Cleveland Clinic Children's Hospital, pada Parents.

5. Batuk Malam

Ini adalah batuk kering pada anak yang hanya terjadi di malam hari atau di musim dingin. Batuk ini semakin parah dari hari ke hari dan bisa memburuk jika anak berlari-lari di udara dingin. Jika anak mengalami ini, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh asma, sebuah kondisi kronis di mana saluran napas di paru-paru mengalami bengkak dan mengecil. Hal ini menyebabkan dahak atau cairan berlebih, dan batuk adalah respons alami tubuh untuk mengeluarkan cairan yang menutupi saluran napas tersebut.

Yang perlu Anda ketahui, gejala asma yang dialami oleh Si Kecil tidak selalu diawali dengan napas berbunyi "ngik ngik" lho, Moms. Batuk malam atau batuk di udara dingin seperti ini juga bisa menandakan anak terserang asma.

6. Batuk Coronavirus

Bagi anak yang terserang COVID-19 dan menunjukkan gejala, umumnya mereka mengalami batuk yang identik. Batuk akibat virus corona umumnya kering, tanpa dahak, namun juga bisa sesekali basah dan berdahak. Jika Si Kecil menunjukkan batuk seperti ini disertai dengan gejala lain (seperti demam, bersin, dan pilek), terutama jika ada kontak dengan penderita COVID-19, maka segera konsultasikan dengan dokter ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)