Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kasus alergi dikatakan menjadi masalah global dan turut menghabiskan devisa negara. Dari 32 negara di seluruh dunia, Inggris merupakan negara dengan alergi paling tinggi, sementara Indonesia merupakan negara yang paling rendah kasus alerginya. Meskipun demikian, faktor pemicu alergi tetap harus diwaspadai untuk menghambat pertumbuhan kasus alergi, mengingat alergi juga dapat memengaruhi tumbuh-kembang Si Kecil.
Menurut dr. Bernie Endryani Medise, Sp.A(K), MPH, ahli tumbuh-kembang anak, terjadinya alergi yang tidak tertangani dengan baik dapat mengganggu dan menghambat tumbuh-kembang Si Kecil. “Anak dengan alergi makanan lebih sering mengalami gangguan pertumbuhan yang berhubungan dengan gangguan asupan makanan. Itu sebabnya, anak harus menghindari makanan pemicu alergi tersebut. Namun, kebanyakan makanan pemicu alergi justru memiliki nilai gizi yang tinggi, sehingga kebutuhan gizinya tersebut malah tidak tercukupi,” ungkap dr. Bernie di seminar media, siang (16/04) tadi.
Para ibu seringkali hanya mengeliminasi jenis makanan pencetus alergi, tanpa mengganti kebutuhan nutrisi dari jenis makanan pencetus alergi tersebut, seperti susu dan telur, sehingga menimbulkan komplikasi kurang gizi atau malnutrisi karena tidak ada makanan alternatif.
Selain itu, gangguan-gangguan yang terjadi akibat alergi, seperti muntah, diare berulang, gatal dan bengkak, gangguan napas dan asma, serta bersin-bersin, tentunya akan mengganggu waktu tidur Si Kecil. Padahal, seorang anak memiliki kebutuhan jam tidur yang cukup atau disebut dengan siklus tidur. Menurut dr. Bernie, siklus tidur anak sebaiknya tidak boleh terganggu, karena hormon pertumbuhan anak banyak diproduksi saat fase tidur yang terdalam. Jadi, jika anak tidak mencapai tidur yang lebih nyenyak, produksi hormon pertumbuhannya sudah dipastikan tidak akan maksimal, atau bahkan memilki gangguan, termasuk gangguan perilaku.
Ia juga menambahkan, terlambatnya diagnosis alergi pada seorang anak turut menghambat perkembangannya. “Bukan tidak mungkin kondisi alergi juga dapat menghambat aktivitas sosialnya, misalnya, dalam suatu kegiatan, orang dengan alergi tertentu tidak dapat diikutsertakan. Dengan diagnosis sedini mungkin, alergi diharapkan bisa diatasi dengan segera,” lanjutnya.
Selain menghindari makanan pencetus alergi, Anda juga perlu memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil dalam jumlah tepat dan tetap memantau tumbuh-kembang anak secara rutin. Hal tersebut akan membantu anak alergi tumbuh dan berkembang secara optimal. (Aulia/OCH/dok.M&B)