Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Meski saat ini sudah banyak alternatif cara untuk menampung darah haid seperti menstrual cup, toh kebanyakan wanita masih mengandalkan pembalut saat datang bulan. Namun seberapa sering kita harus mengganti pembalut saat tengah haid?
Well, sesungguhnya tidak ada patokan baku berapa kali dalam sehari, seorang wanita perlu mengganti pembalut kala datang bulan. Faktanya, volume darah yang keluar saat menstruasi berbeda pada masing-masing individu. Ada yang volume darahnya banyak sehingga pembalut sudah terasa penuh dalam 2 atau 3 jam, tapi ada pula yang volume darahnya sedikit.
Namun satu hal yang pasti, pembalut perlu diganti sesering mungkin. Entah 1 atau 2 jam, Anda tetap harus mengganti pembalut ketika dirasa darah di dalamnya telah penuh. Sedangkan bagi wanita yang volume darah menstruasinya hanya sedikit maka bisa mengganti pembalut setiap 4 hingga 6 jam. Pasalnya, pembalut akan tetap terasa lembap meski darah haid yang keluar tidak terlalu banyak.
Mengapa Harus Diganti?
Menggunakan pembalut yang lembap dan kotor selama lebih dari 4 jam dapat menyuburkan pertumbuhan bakteri dan jamur berbahaya. Mikroba seperti Candida albicans, Staphylococcus aureus, E. coli, dan Pseudomonas aeruginosa bisa tumbuh dengan mudah di lingkungan lembap yang disebabkan oleh penggunaan pembalut yang terlalu lama.
Nah, bakteri dapat menyerang saluran kemih dan memicu infeksi saluran kemih. Oleh sebab itu, sering mengganti pembalut saat menstruasi bisa mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih hingga 97 persen.
Selain menghindari infeksi saluran kemih, mengganti pembalut secara teratur dan sesering mungkin juga berkaitan dengan pencegahan toxic shock syndrome. Sindrom ini disebabkan oleh salah satu dari dua jenis bakteri, yaitu Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A. Bakteri ini biasanya ditemukan berkoloni di vagina pada kebanyakan wanita. Bakteri jenis ini dapat tumbuh di luar kendali jika Anda jarang mengganti pembalut atau tampon.
Tanda-tanda bakteri tumbuh tanpa terkendali biasanya muncul tiga hari setelah menstruasi dimulai. Gejalanya antara lain:
⢠Demam dengan atau tanpa menggigil
⢠Tekanan darah rendah yang menyebabkan rasa pusing atau pusing saat Anda berdiri dari posisi duduk
⢠Perubahan kulit yang tampak seperti terbakar sinar matahari
⢠Kemerahan pada jaringan di dalam mulut, mata, atau vagina
⢠Muntah
⢠Diare
⢠Nyeri otot.
Perlu diketahui, pembalut yang dijual secara bebas terdiri dari plastik dan getah yang berasal dari minyak mentah. Produk-produk ini memiliki potensi lebih besar untuk menyebabkan ruam pada vagina. Selain itu, abrasi, alergi, dan kondisi basah yang berkepanjangan juga dapat melukai bagian luar vagina yang menyebabkan ruam saat menstruasi.
Jaga Alat Reproduksi
Lebih lanjut lagi, sering mengganti pembalut akan mengurangi risiko terkena masalah alat reproduksi seperti infeksi saluran reproduksi. Infeksi ini dapat menyerang lapisan mukosa saluran reproduksi sehingga menyebabkan kerusakan serius pada dinding rahim, ovarium, dan saluran tuba. Vaginitis dan keputihan yang abnormal merupakan gejala awal dari infeksi saluran reproduksi yang parah.
Jangan lupa, penggantian pembalut secara rutin adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Sebagai catatan, kanker serviks merupakan kanker pada pembukaan rahim yang disebabkan oleh virus Human Papilloma. Virus ini menular secara seksual, dan sanitasi darah menstruasi yang tidak higienis juga dapat dengan mudah menyebarkan infeksi. So, jangan malas mengganti pembalut dan jangan menunggu pembalut benar-benar penuh untuk menggantinya ya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)