FAMILY & LIFESTYLE

Rhynoplasty, Cara Memancungkan Hidung yang Efektif dan Aman


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi wanita, hidung mancung pasti menjadi bentuk hidung ideal yang paling didambakan. Bagaimana tidak, hidung mancung bagaikan lambang kecantikan wanita di seluruh dunia. Tak heran jika banyak yang terobsesi dengan bentuk hidung mancung proporsional. Semua pasti menyukai bentuk hidung yang mancung, cukup lancip, tidak lebar, dan sesuai dengan proporsi wajah.

Bisakah mengubah bentuk hidung menjadi lebih ideal? Tentu bisa. Kini ada rhinoplasty, sebuah prosedur medis yang bisa ditempuh dengan efektif dan aman, agar Anda bisa mendapatkan bentuk hidung yang ideal. Untuk mengetahui infonya lebih lanjut, read on, Moms.

Apa Itu Rhinoplasty


Menurut American Board of Cosmetics Surgery (ABCS), rhinoplasty adalah operasi untuk mengubah bentuk, ukuran, dan proporsi hidung agar lebih simetris. Ini harus dilakukan oleh dokter bedah ya, Moms, tidak boleh dilakukan di klinik kecantikan biasa dengan terapis yang tidak berpengalaman.

Tujuan rhinoplasty sendiri terbagi dua, yaitu cosmetic rhynoplasty untuk mempercantik bentuk hidung, dan functional rhynoplasty untuk memperbaiki struktur hidung agar fungsinya kembali normal. Pelaksaan bedah rhinoplasty dilakukan selama kurang lebih 90 menit, dan butuh waktu penyembuhan sekitar 2 minggu atau lebih.

Apakah rhinoplasty jenis operasi yang sederhana? Jawabannya tidak. Pertama, hidung adalah organ dengan bentuk 3 dimensi yang terletak di tengah wajah. Perubahannya pasti memberi banyak dampak, baik perubahan bentuk maupun fungsi. Selain itu, bengkak dan anestesi lokal di kulit pun bisa membuat hidung lebih bengkok saat operasi dimulai, maka dokter harus sangat teliti dalam mengerjakan rhinoplasty.

Jenis-jenis Rhynoplasty

ABCS menyebutkan ada 3 jenis rhynoplasty yang biasa dilakukan, yaitu:

1. Open Rhinoplasty

Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil di bawah puncak hidung, di antara lubang hidung. Ini dilakukan agar dokter bedah kecantikan bisa memperbaiki struktur hidung dan memahat hidung pasien untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Luka bekas operasi akan tertutupi dengan baik pada kontur hidung alami, sehingga nyaris tidak terlihat.

2. Closed Rhinoplasty

Prosedur bedah ini dilakukan dengan memberi sayatan di dalam lubang hidung. Umumnya ini dilakukan pada pasien yang butuh perbaikan minor pada struktur pernapasannya. Keuntungan prosedur ini tentu saja luka bekas operasi tidak terlihat, karena dilakukan di dalam lubang hidung. Namun ini hanya cocok untuk tindakan perbaikan minor saja, bukan yang membutuhkan perubahan besar.

3. Tiplasty

Ini adalah area yang bentuknya akan diperbaiki, bukan jenis teknik sayatan dalam rhinoplasty. Tiplasty adalah memperbaiki bentuk di puncak hidung saja, tanpa mengubah struktur saluran napas. Dokter bedah Anda bisa menerapakan rhinoplasty jenis open (terbuka) dan closed (tertutup) pada tiplasty.

4. Septoplasty

Sebenarnya ini jenis operasi yang berbeda dengan rhinoplasty, namun seringkali digabungkan. Septoplasty adalah operasi untuk memperbaiki pernapasan dengan meluruskan dinding di dalam hidung yang memisahkan saluran napas kanan dan kiri (nasal septum). Ketika septum rusak, napas melalui hidung pun menjadi semakin sulit, maka dibutuhkan operasi perbaikan nasal septum.

Perawatan Pasca Rhinoplasty

Selama 1-2 minggu, pasien mungkin akan mengalami memar, bengkak, dan rasa tidak nyaman. Hasilnya pun tidak langsung terlihat. Namun setelah 2 minggu, bentuk hidung yang lebih ideal bisa Anda lihat. Dokter bedah biasanya tidak menyarankan aktivitas yang berlebihan hingga 3-4 minggu setelah operasi, karena hidung pun butuh waktu untuk pulih sempurna.

Hindari olahraga yang terlalu banyak bergerak, seperti zumba, aerobik, dan lari. Anda pun harus lebih ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan area wajah, khususnya hidung, pasca operasi. Jangan lupa pakai tabir surya minimal SPF 30 sebelum beraktivitas di luar ruang ya, Moms. Disarankan juga untuk menghindari ekspresi wajah berlebihan, seperti tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak.

Mengutip Mayo Clinic, dokter juga umumnya akan melarang untuk mengonsumsi obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, dan obat herbal selama 2 minggu sebelum dan sesudah operasi, karena bisa meningkatkan risiko pendarahan. Selalu konsultasikan dengan dokter bedah Anda sebelum mengonsumsi obat-obatan sebelum dan sesudah operasi.

Jika Anda perokok, maka sebelum dan sesudah operasi sebaiknya tidak merokok, karena bisa menghambat proses penyembuhan pasca operasi. Semakin lama sembuh, artinya semakin tinggi pula risiko Anda mengalami infeksi. Bagaimana, Moms? Tertarik mencoba rhinoplasty? (Tiffany/SW/Dok. Freepik)