FAMILY & LIFESTYLE

Erwin Parengkuan: Permainan Tradisional Jangan Sampai Punah


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Teknologi terus berkembang pesat hingga kemajuannya pun sangat terasa. Perkembangan tersebut bahkan mampu menggerus sedikit demi sedikit beragam komponen tradisional, termasuk permainan tradisional yang kaya dan unik.

Mungkin sebagian besar dari kita masih familiar dengan permainan congklak, bola bekel, lompat tali, bentengan, gobak sodor, petak umpet, dan dampu. Namun, bagaimana dengan anak-anak generasi sekarang dan mendatang?

Ya, permainan tradisional semakin tergerus dengan lahirnya permainan yang berteknologi. Kecanggihan permainan dengan menggunakan teknologi mutakhir telah menyingkirkan nilai luhur dari permainan-permainan tradisional tersebut. Padahal, permainan tradisional banyak manfaatnya bagi perkembangan anak, seperti permainan gundu (kelereng) yang melatih konsentrasi anak untuk membidik sasaran dengan tepat, engrang yang melatih keseimbangan anak dengan berdiri di atas sebuah kayu dan berjalan, dan sebagainya.

Hal senada diungkapkan oleh mantan penyiar sekaligus presenter, Erwin Parengkuan. Pria berusia 44 tahun itu juga sangat menyayangkan berbagai permainan tradisional yang sudah punah. “Padahal, saya dulu sangat gemar bermain galasin. Sayang, sekarang tidak pernah melihat anak yang memainkannya. Bahkan, anak-anak seumuran anak saya pun tidak pernah terlihat bermain permainan tradisional. Fenomena hilangnya permainan tradisional ini sama dengan hilangnya bahasa daerah dan konten lokal lainnya,” ungkap ayah dari 4 anak itu.

Ia menambahkan, orangtua, pemerintah, dan berbagai pihak lainnya, seharusnya ikut membangun kepedulian bersama agar budaya itu tidak hilang. “Jadi, menurut saya, bagaimana pemerintah, masyarakat, atau tokoh-tokoh muda mengampanyekan atau menggalakkan kembali bahwa permainan tradisional adalah mainan yang dapat mengasah kemampuan sosial mereka.”

Erwin pun mengungkapkan, peralihan antara permainan tradisional ke permainan berteknologi, seperti games yang ada di gadget, saat ini telah membuat interaksi antara orangtua dan anak pun semakin berkurang. Hal tersebut juga menumbuhkan sikap individualisme pada Si Kecil. Untuk menyiasatinya, Erwin lebih sering mengajak dan melibatkan anak-anaknya dalam permainan dan kegiatan yang bisa dilakukan bersama. “Saya lebih menjaga bonding dengan berbagai kegiatan,” tutupnya.

Erwin menikah dengan seorang model berdarah Ceko, Jana G. Parengkuan pada 1998, dan dikaruniai 4 orang anak-- Giulio, 15, Marcio, 12, Abielo, 8, dan Matacha, 5. (Aulia/DMO/Dok. M&B)

Pernahkah Si Kecil bermain permainan tradisional bersama ayahnya? Yuk, ikutan #kontesfoto "Time Travel Dad" sekarang! Ada hadiah jutaan rupiah untuk Anda! Klik di sini!