TOODLER

Kenali Karakter Generasi Alfa dan Cara Mendidiknya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms mungkin pernah mendengar istilah Generasi X, Y, Z, dan Generasi Millenials. Kini muncul Generasi Alfa. Hmm, apa ya, maksudnya? Adalah Mark McCrindle, seorang analis sosial dan demografi, yang memopulerkan istilah tersebut untuk pertama kalinya. Menurut McCrindle, Generasi Alfa adalah:

• Generasi yang lahir antara tahun 2010-2024.

• Penamaan Alfa dibuat berdasarkan alfabet Yunani. Dan sesuai urutannya, Alpha dipilih karena generasi yang lahir sebelumnya telah menggunakan nama Generasi Z.

• Generasi Alfa merupakan anak-anak dari Generasi Milenial.

• Sekitar 2,5 juta Generasi Alfa lahir setiap minggu di dunia.

• Diperkirakan jumlah Generasi Alfa akan mencapai 2 milliar pada 2025.

Ciri Generasi Alfa

Berdasarkan era kelahiran, masing-masing generasi dinilai memiliki ciri khas masing-masing. Generasi X dianggap sebagai generasi yang cenderung skeptis dan individualis. Generasi Y dikenal lebih fleksibel serta toleran terhadap perubahan. Sedangkan Generasi Z lihai dalam penggunaan teknologi. Lantas bagaimana dengan Generasi Alfa?

Diprediksi, Generasi Alfa memiliki kemampuan di bidang teknologi dan digital lebih baik ketimbang Generasi Z. Ciri-ciri Generasi Alfa adalah:

1. Sejak lahir mereka sudah hidup di dunia dengan perkembangan teknologi yang pesat. Penggunaan gadget sudah menjadi bagian dari hidup mereka sepenuhnya. Bukan tak mungkin, Generasi Alfa akan menjadi generasi yang tidak bisa hidup tanpa smartphone atau berbagai gadget berteknologi tinggi lainnya. Perubahan teknologi yang masif ini akan membuat anak Generasi Alfa sebagai generasi paling transformatif.

2. Generasi Alfa akan menjadi generasi paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Di usia yang masih sangat muda, mereka akan punya andil besar dalam perputaran ekonomi dunia. Menurut ahli strategi pemasaran, Christine Carter, Generasi Alfa bisa menghabiskan 18 juta dolar per tahun hanya untuk konsumsi mainan, pakaian, dan perangkat teknologi baru yang hanya ada di zaman ini.

3. Kemajuan teknologi yang pesat ini, ke depannya akan memengaruhi kehidupan Generasi Alfa, mulai dari gaya belajar, materi yang dipelajari di sekolah, hingga pergaulan sehari-hari. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi batasan, jarak kian tak berarti, dan pergaulan tidak lagi ditentukan dari faktor lokasi. Disinyalir, kondisi ini akan membuat Generasi Alfa menjadi generasi yang lebih cerdas dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Mendidik Anak Generasi Alfa

Masalahnya, perkembangan dan penggunaan teknologi yang begitu intens bisa membuat anak generasi Alfa berpotensi melupakan nilai-nilai agama maupun sosial yang sudah ada sejak lama. Sikap individualis juga akan semakin lekat dalam pribadi Generasi Alfa. Oleh sebab itu, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam membesarkan Generasi Alfa, antara lain dengan cara:

• Membekali anak Generasi Alfa dengan pendidikan agama yang kuat sejak dini.

• Mengajarkan sopan santun dan menanamkan nilai-nilai kekeluargaan.

• Membantu meningkatkan keinginan berjuang anak agar tidak mudah putus asa atau merasa bosan.

• Mengajak dan mengajari anak untuk bersosialisasi. Bagaimana pun juga, manusia adalah mahluk sosial yang perlu berinteraksi antara satu dan yang lain secara langsung, bukan hanya melalui gadget atau dunia maya.

• Memberi batasan dalam penggunaan gadget. Untuk anak berusia 2-3 tahun, sesi screen time mereka maksimal adalah 30 menit dalam sehari. Guna mengusir rasa bosan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik dan sensorik anak, Moms bisa mengajaknya untuk melakukan kegiatan lain, seperti membaca dongeng atau bermain di luar rumah.

• Biasakan untuk melakukan eye contact dan komunikasi dua arah dengan anak karena hal ini penting bagi perkembangan Si Kecil.

• Saat menggunakan gadget, usahakan Anda memberinya aplikasi atau permainan interaktif, seperti mengenal bentuk, warna, atau suara binatang. Selalu dampingi Si Kecil ketika menggunakan gadget. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)