Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms yang punya anak balita pasti tahu kalau mereka memang sangat ekspresif! Ya, mengekspresikan emosi yang kuat memang bukan masalah bagi kebanyakan anak. Mereka mudah tertawa lepas, namun dalam hitungan detik bisa berubah menjadi marah besar. Kalau sudah begini, balita jadi mudah tantrum alias berlarut-larut dalam emosi negatif.
Menurut Yale Medicine Child Study Center, balita memang suka merespons amarah dan frutrasi dengan tantrum, bahkan mereka bisa mengalami 4 sampai 9 tantrum per minggu. Apa sih, yang bikin anak suka marah-marah? Kenali penyebabnya yuk, Moms.
Perubahan Mood
Dari tertawa, dalam sekejap bisa berubah jadi marah-marah. Begitulah anak, suasana hatinya memang mudah berubah-ubah walau tanpa alasan yang jelas. Jangan sebal dulu melihat anak seperti ini, karena anak memang belum mampu mengendalikan emosi, perasaan, dan cara yang tepat untuk meredam amarahnya.
Suasana hati atau mood anak bisa dengan mudah berubah menjadi marah-marah, padahal sebenarnya ia hanya merasa kesepian, takut, atau gelisah. Untuk mengatasi masalah ini, Moms perlu lebih banyak menghabiskan waktu berdua anak untuk memahami apa yang membuat anak marah dan apa yang membantu mengembalikan mood anak agar ceria lagi.
Pengaruh Gadget
Jika anak sering marah-marah, coba perhatikan tayangan atau permainan yang sering ia lihat sehari-hari. Jenis tayangan atau video game yang mengandung unsur kekerasan dapat memicu anak tumbuh menjadi sosok yang pemarah, lho.
Tak hanya itu, tayangan kekerasan juga bisa membuat anak jadi lebih agresif. Maka ketika anak sedang diberikan screen time di gadget, jangan dibiarkan asyik sendirian ya, Moms. Temani mereka dan berikan tayangan atau permainan yang edukatif, bukan yang penuh kekerasan.
Kurang Dimengerti
Ketika balita tidak bisa seketika mendapatkan apa yang ia inginkan, ia akan merasa dunianya akan berakhir. Walau anak di atas 2 tahun sudah mulai berkembang kemampuan berbahasanya, kemampuannya untuk berkomunikasi masih terbatas. Terkadang ia sering marah ketika orang lain tidak mengerti pesan yang ia sampaikan, terlebih jika orang tersebut justru mengolok-olok cara berbicaranya yang masih banyak salah.
Meniru Orang Lain
Anak ada peniru ulung! Maka hati-hati dengan sikap Anda, jangan sampai justru sikap buruk yang ditiru anak. Nah, begitu juga dengan sikap anak yang suka marah-marah, bisa jadi ia mengikuti cara orang dewasa di sekitarnya bersikap.
Jika anak sering melihat orang marah-marah hanya karena hal sepele, maka ia bisa menganggap hal itu wajar dan pantas dilakukan. Jadi jangan heran ya, kalau anak suka marah-marah tanpa alasan jelas jika ada orang lain yang sering seperti itu juga.
Cara Meredakan Amarah Anak
Ketika anak sering marah-marah, terlebih karena alasan sepele, Anda perlu membantunya mengurangi sikap tersebut dengan beberapa cara berikut ini:
⢠Jaga rutinitas sebaik mungkin.
⢠Jika ada perubahan rutinitas, antisipasi perubahan tersebut. Siapkan rencana pengalihan perhatian jika ada hal yang mendadak berubah tak sesuai rencana.
⢠Bantu anak mengekspresikan emosi negatif dengan kata-kata atau menghentakkan kaki.
⢠Beri panduan untuk anak mencari solusi dari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. Biarkan ia mengembangkan kemampuan mencari solusi ya Moms, jangan selalu dibantu.
⢠Berikan pujian ketika anak sudah berusaha mencari solusi dengan baik tanpa marah-marah.
⢠Hindari memberikan mainan yang terlalu sulit untuk anak seusianya.
⢠Kontrol emosi Anda sendiri dan hindari marah meledak-ledak. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)