BABY

6 Alasan Mengapa Bayi ASI Suka Buang Angin


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, saat mengASIhi Si Kecil, apa Anda pernah mendengar ia buang angin atau kentut? Bahkan intensitas buang angin Si Kecil lumayan sering? Bila ya, mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana bisa makhluk kecil seperti bayi Anda ini bisa buang angin apalagi dengan suara yang besar.

Tak perlu khawatir, hal ini sangat mungkin terjadi, Moms. Menurut dr. Florencia Segura, MD, FAAP, dokter anak bersertifikat di Einstein Pediatrics, semua bayi bisa menghasilkan gas dan kentut. "Manusia termasuk bayi menghasilkan gas rata-rata 14 hingga 23 kali sehari," ujarnya seperti dilansir pada laman Romper.

Sementara dr. Tiffany Jumaily, dokter anak di Integrative Pediatrics and Medicine di Studio City, mengatakan bahwa bayi yang diberi ASI maupun susu formula dapat buang angin, dan tidak ada perbedaan yang jelas dalam produksi gas tersebut. "Keduanya bisa menghasilkan gas yang banyak maupun sedikit," tambahnya.

Meski dikatakan sebagai hal yang wajar, mungkin Moms masih penasaran apa sebenarnya yang memengaruhi bayi Anda sering kentut saat menyusu ASI. Berikut ini beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa bayi ASI sering buang angin, Moms.

1. Reaksi dari Makanan Ibu

Beberapa jenis makanan memang cenderung menghasilkan lebih banyak gas. Dr. Segura mengatakan terkadang makanan yang ibu makan bisa membuat bayinya kembung dan membuatnya tidak nyaman. "Beberapa penyebab umum adalah makanan pedas, brokoli, kentang, kacang-kacangan, dan kembang kol," sebutnya. Selain itu makanan yang umum menyebabkan gas lainnya adalah sayuran seperti kale dan kubis Brussel.

2. Intoleransi Susu Sapi

Beberapa bayi mengembangkan intoleransi protein susu sapi dan sering mengeluarkan kotoran yang berlendir dan berair, mengalami gumoh, dan mengeluarkan gas atau kentut karena ketidakmampuan mereka untuk mencerna protein susu sapi secara efektif. Namun dr. Segura mengatakan, biasanya gejala-gejala tersebut bisa membaik setelah ibu tidak mengonsumsi produk olahan susu saat ia menyusui.

Dr. Krupa Playforth, MD, dokter anak umum di Northern VA di The Pediatrician Mom, juga mengingatkan sebaiknya ibu berkonsultasi dahulu mengenai makanan yang harus dieliminasi dari pola makannya, karena beberapa makanan akan penting untuk produksi ASI seorang ibu.

3. Frekuensi Menyusu

Saat Si Kecil terlalu sering menyusu namun dalam jumlah yang sedikit, Dr. Playforth mengatakan ini bisa membuat ketidakseimbangan pada susu yang ia dapat di awal dan akhir menyusu sehingga bisa menyebabkan perutnya kembung. Untuk itu Moms perlu tahu jadwal menyusunya dengan memperhatikan isyarat lapar bayi Anda dan coba untuk mengASIhinya setiap dua hingga tiga jam sekali selama dua bulan pertama atau lebih.

4. Pelekatan Bayi saat Menyusu yang Buruk

Tongue tie atau ankyloglossia dapat mempersulit bayi ketika melekatkan mulutnya pada payudara ibu untuk menyusu. Menurut sebuah artikel pada 2011 yang diterbitkan dalam The Medical Journal Clinical Lactation, faktanya, tongue tie dapat menyebabkan banyak masalah terkait produksi gas pada bayi. Jika bayi tidak menyusu dengan benar, diasumsikan bahwa mereka akan menghirup banyak udara selama menyusu, sehingga memungkinkan mereka untuk buang angin secara berlebih.

5. Posisi Menyusu

Alasan lain Si Kecil sering buang angin saat menyusu adalah karena teknik dan posisi menyusu yang tidak tepat. Cobalah menyusui bayi Anda dengan posisi seperti memegang bola atau dikenal dengan sebutan football hold yang memang dirancang untuk membantu bayi menempelkan mulutnya pada payudara ibu dengan baik sambil tetap bisa beristirahat dengan nyaman.

6. Menyusu Menggunakan Botol Susu

Saat Moms memompa ASI dan memasukannya ke dalam botol susu, ketika Si Kecil menyusu kemungkinan ASI yang keluar dari botol terlalu cepat dan membuat bayi menghirup udara lebih banyak. Dr. Segura mengatakan beberapa bayi yang diberi ASI lewat botol dapat mengembangkan lebih banyak gas karena mereka menelan banyak udara saat mengisap ASI lewat dot. Untuk mencegahnya Anda bisa memilih jenis dot yang slow flow dan mencoba mengubah posisi Anda selama menyusui untuk mengurangi aliran ASI.

Bila produksi gas membuat bayi Anda tidak nyaman, dr. Jumaily menyarankan untuk memberikan pijatan lembut pada perut bayi, menggerakkan kedua kaki Si Kecil layaknya sedang bersepeda, dan memberikan tekanan lembut pada perut dengan membiarkan Si Kecil dalam posisi telungkup di lengan bawah Anda, sehingga berat badan bayi dapat menekan usus dengan lembut untuk mendorong pelepasan gas atau buang angin. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)