BABY

Obesitas Akibat Kebiasaan Menyusui yang Salah


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Kegiatan menyusui baik secara langsung maupun tidak, memang sangat bermanfaat bagi bayi. Namun, perhatikan bagaimana situasi dan kondisi Anda dan Sang Bayi saat sedang melakukan kegiatan tersebut. Pasalnya, sebuah studi terbaru menemukan, sekitar 900 orangtua yang memiliki bayi berusia 2 bulan, memiliki kebiasaan menyusui yang dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak di kemudian hari. Beberapa contohnya, mereka membiarkan bayi tidur sambil mengisap susu di botol, selalu berusaha membuat bayi menghabiskan susu yang diminum, atau memberikan susu setiap kali bayinya menangis, seperti dilansir melalui Babycenter. Selain itu, hampir dari separuh ibu menghabiskan setengah waktu mereka saat menyusui bayi dengan menonton televisi.

Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention di AS, obesitas pada anak melonjak 2 kali lipat sepanjang 30 tahun terakhir. Ini membuat anak-anak berisiko mengalami banyak penyakit di masa depannya, seperti tingginya tekanan darah dan kolesterol 'jahat' dalam tubuh mereka. “Berdasarkan studi ini, saya rasa perlu adanya edukasi untuk para orangtua, keluarga, dan komunitas-komunitas,“ ujar Kelly Pritchett, asisten profesor dari Universitas Georgia, Athena.

Menurut Dr. Eliana Perrin, Sang Ketua Peneliti, para orangtua harus memperhatikan kapan bayi mereka menunjukkan tanda-tanda sudah kenyang, baik bagi bayi yang menyusui langsung dari payudara ibunya maupun bayi yang disusui melalui botol. Beberapa tanda yang bisa dilihat orangtua kalau bayinya sudah kenyang adalah ketika ia memalingkan wajah atau ketika bibir mereka tertutup dan menolak membuka. “Tangisan bayi tidak selalu menandakan bayi lapar, bisa saja karena popoknya basah atau faktor ketidaknyamanan lainnya. Jadi, harus dicari tahu apakah bayi menginginkan hal lain,“ ungkap pakar anak dari Universitas North Carolina, AS, ini. (Sagar/DMO/Dok. M&B)