TOODLER

Manfaat Anak Bermain Peran, Bantu Tumbuh Kembang Optimal


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Dunia anak-anak memang penuh dengan kata bermain. Maka, Anda sebagai orang tua perlu mengenal beragam permainan yang tak hanya menyenangkan, tapi juga membantu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil, terutama di usia balita.

Salah satu caranya adalah dengan bermain peran, di mana Moms dan Si Kecil berpura-pura menjadi sosok atau karakter tertentu. Hal ini akan menstimulasi kemampuan kognitif anak, yaitu dengan bergerak hingga berbicara seperti peran yang ia mainkan.

Scott Barry Kaufman, PhD psikolog sekaligus penulis buku Ungifted: Intelligence Redefined pun menjelaskan hal tersebut. Dilansir dari Psychology Today, ia mengatakan bahwa penelitian sistematis menunjukkan banyaknya manfaat dari keterlibatan anak dalam permainan peran, terutama dari usia 2,5 tahun hingga 6 sampai 7 tahun. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Mengasah Kreativitas

Ketika bermain peran, anak akan menggunakan otaknya untuk berimajinasi tentang hal yang ingin ia lakukan. Misalnya Si Kecil ingin menjadi astronaut, ia akan memanfaatkan kardus sebagai roket, kain sebagai pakaian, bahkan mangkuk menjadi helmnya. Ia juga akan bersikap layaknya astronaut menurut dirinya sendiri, meskipun belum pernah melihat sosok aslinya.

2. Kemampuan Bahasa Bertambah

Si Kecil akan mengucapkan kata-kata yang berkaitan dengan perannya. Maka untuk mendapatkan referensi, ia akan mencari tahu berbagai hal yang dilakukan sosok tersebut, termasuk bahasa, kata-kata, atau kalimat yang ia tirukan.

3. Lebih Percaya Diri

Dalam memerankan sesuatu, tentu butuh kepercayaan diri sehingga peran tersebut jadi lebih meyakinkan. Begitu pula yang dilakukan Si Kecil, sehingga ia dapat merasakan sensasi penuh kebanggaan saat melakukan perannya sebagai sosok yang ia inginkan.


4. Mengenal Emosi dan Ekspresi

Selama bermain peran, secara tidak langsung anak akan menunjukkan beragam ekspresi untuk mempertegas sosoknya sendiri. Hal ini pun menjadi langkah awal ia mengenal emosi, seperti bahagia, sedih, takut, berani, dan lainnya dalam satu waktu.

5. Belajar Sosialisasi

Tentu akan lebih baik jika anak bermain tidak seorang diri, melainkan ditemani orang lain atau Anda sebagai orang tua. Lakukan interaksi dan aktivitas ini akan sangat membantu Si Kecil untuk berkomunikasi dan juga belajar berbagai hal. Anak juga akan lebih mengenal perasaan teman mainnya, sehingga ia pun bisa mengenal yang namanya empati.

6. Berlatih Memecahkan Masalah

Saat bermain, Si Kecil akan mencari cara dalam memecahkan masalah dari sosok yang ia perankan. Misalnya saat menjadi seorang dokter, ia akan memilih alat untuk memeriksa tubuh Anda sebagai pasien, berpikir tentang kondisi hingga bagaimana cara menyembuhkannya. Dengan begitu, anak kelak bisa lebih mudah untuk diajarkan memiliki karakter yang mandiri. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)