BABY

Menyimpan Tali Pusat Bayi, Ini Manfaatnya buat Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Saat bayi masih di dalam kandungan, ia memperoleh asupan makanan dan oksigen dari tali pusat. Karena itu, tali pusat sangat penting bagi kelangsungan hidup bayi selama di kandungan. Nah, saat tali pusat sudah puput dan terlepas dari bayi, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda tetap menyimpannya, Moms?

Ya, beberapa tahun belakangan ini, menyimpan tali pusat bayi di bank khusus sedang jadi pembicaraan hangat. Sebenarnya, tidak ada salahnya lho, jika Moms ingin menyimpan tali pusat bayi Anda yang baru lahir. Karena menyimpan tali pusat bayi diketahui bisa memberikan manfaat untuk digunakan jika Si Kecil suatu saat membutuhkannya, misalnya saat ia menderita suatu penyakit berat.

Sel Punca atau Stem Cell

Sebagai informasi, bagian tali pusat yang disimpan sesungguhnya adalah darah yang ada di dalam saluran yang mengandung sel punca atau stem cell. Beberapa waktu terakhir, makin banyak diketahui kemampuan sel punca dalam darah tali pusat.

Sejak tahun 2000, para ilmuwan telah menunjukkan bahwa sel punca darah tali pusat dapat berkembang menjadi banyak tipe sel lain di dalam tubuh. Para ahli percaya kalau sel punca ini dapat membantu mengobati berbagai penyakit.

Sebagian orang tua zaman dahulu mungkin sudah tahu manfaat dari menyimpan darah tali pusat. Tetapi cara menyimpannya dengan benar yang belum banyak mereka ketahui, dan teknologi saat itu juga masih belum canggih seperti saat ini.

Contohnya, orang tua zaman dahulu akan menyimpan tali pusat bayi dengan cara dikeringkan terlebih dulu. Lalu, jika anak mereka sakit, tali pusat yang disimpan dimasukkan ke dalam air, dan airnya diminum oleh sang anak hingga sembuh.

Prosedur Penyimpanan Tali Pusat

Untuk menyimpan darah tali pusat Si Kecil, Moms bisa memilih bank darah tali pusat yang ada di Indonesia. Anda bisa menghubungi bank darah tali pusat saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga.

Proses pengambilan darah tali pusat biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir. Setelah lahir, tali pusat langsung dijepit kemudian dipotong dan dibersihkan dengan antiseptik. Kemudian, dokter akan memasukkan jarum ke pembuluh vena dari tali pusat, dan darah akan mengalir melalui jarum dan selang yang akan tersambung ke kantong darah. Setelah itu, darah akan dibawa ke laboratorium untuk diproses. Sel darah merah dan plasma darah akan dibuang hingga hanya tertinggal sel punca dari darah tali pusat.

Sel punca inilah yang dikenal sebagai cikal bakal dari semua jenis sel tubuh -sel darah, otot jantung, saraf, bahkan otak. Sel inilah yang akan sibuk 'bekerja' ketika Anda jatuh sakit. Namun, jika Anda menderita sakit yang sangat parah, persediaan sel punca di dalam tubuh seringkali tidak mencukupi.

Oleh karena itu, diperlukan bantuan transplantasi dari luar. Hebatnya, selain memiliki kemampuan untuk menumbuhkan sel kembali, sel punca ini juga mampu berdiferensiasi. Artinya, ketika dimasukkan ke darah, sel ini akan membentuk sel darah merah, sedangkan bila dimasukkan ke otak, maka sel ini akan membentuk sel otak.

Jadi, dengan menyimpan darah tali pusat ini, Anda telah menyediakan sel punca dengan human leucocyt antigen (HLA) yang cocok 100 persen untuk Si Kecil, karena HLA tidak akan dianggap sebagai 'benda asing' bila ditransplantasikan.

Selain berguna untuk Si Kecil, sel punca darah tali pusat ini juga dapat didonorkan untuk saudara kandung, karena mempunyai faktor kecocokan HLA sebesar 75 persen. (M&B/SW/Dok. Freepik)