BABY

Waspada Hydrops Fetalis yang Bisa Mengancam Nyawa Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Hydrops fetalis adalah kondisi serius pada bayi di dalam kandungan atau bayi baru lahir yang ditandai dengan adanya penumpukan cairan di dalam dua atau lebih rongga pada jaringan tubuhnya yang bisa mengakibatkan pembengkakan parah, misalnya di paru atau jantung. Kondisi ini termasuk yang berbahaya dan bisa mengancam hidup bayi.

Hydrops fetalis umumnya merupakan kondisi tahap akhir dari beberapa penyakit yang menyerang bayi, seperti ketidaksempurnaan pembentukan organ tubuh, eritroblastosis fetalis, dan thalasemia alfa. Gangguan ini termasuk tinggi jumlah penderitanya di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, karena tingginya frekuensi kasus thalasemia alfa, salah satu penyakit yang memengaruhi kemunculan hydrops fetalis.

Penyebab Hydrops Fetalis

Dilansir dari Alodokter, ada dua jenis hydrops fetalis, yaitu imun dan non-imun. Keduanya memiliki penyebab yang berbeda, yakni:

1. Hydrops fetalis imun

Kondisi ini terjadi akibat ketidakcocokan rhesus antara rhesus darah ibu hamil dan rhesus darah janin. ketidakcocokan ini bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh bumil menganggap sel darah janin sebagai benda asing yang perlu dihancurkan. Hal ini dapat berdampak pada terjadinya penimbunan cairan parah di tubuh janin hingga mengganggu fungsi organnya. Kondisi inilah yang disebut hydrops fetalis.

Hydrops fetalis imun dapat dicegah dengan deteksi dini saat bumil menjalani pemeriksaan kehamilan. Jika terdapat ketidakcocokan rhesus darah bumil dengan bayi, bumil akan diberikan Rh immunoglobulin.

2. Hydrops fetalis non-imun

Adapun hydrops fetalis non-imun merupakan jenis hydrops fetalis paling umum. Kondisi ini disebabkan oleh adanya penyakit tertentu yang mengganggu kemampuan tubuh janin untuk mengontrol kadar cairan tubuhnya.

Penyakit yang bisa menyebabkan hydrops fetalis misalnya kelainan darah, seperti anemia parah dan thalassemia; cacat bawaan lahir, misalnya penyakit jantung bawaan; kelainan genetik, seperti sindrom Turner; serta gangguan metabolik dan infeksi.

Gejala Hydrops Fetalis pada Bayi

Di masa kehamilan, hydrops fetalis bisa ditandai dari adanya cairan ketuban yang terlalu banyak maupun terlalu sedikit, gerakan janin yang kurang aktif, penebalan abnormal pada plasenta, dan pembesaran beberapa organ tubuh janin. Semua itu bisa dideteksi lewat pemeriksaan USG.

Sedangkan pada bayi baru lahir, hydrops fetalis dapat dikenali dengan beberapa tanda berikut:

• Kulit pucat

• Bercak-bercak memar di kulit

• Pembengkakan parah, terutama pada perut

• Pembesaran hati dan limpa

• Sulit bernapas

• Kulit dan mata tampak kuning.

Janin dengan hydrops fetalis memiliki risiko tinggi lahir prematur. Risiko kematian bayi akan meningkat jika hydrops fetalis terjadi pada bayi prematur disertai beberapa kondisi lain, seperti kelainan jantung bawaan, cacat bawaan lahir, dan pembengkakan paru yang menyebabkan bayi sulit bernapas.

Mengatasi Hydrops Fetalis pada Bayi

Meskipun hydrops fetalis bisa dideteksi sejak janin masih dalam kandungan, penanganannya tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan transfusi darah pada janin. Jika memungkinkan, bayi yang mengalami hydrops fetalis akan dilahirkan dengan segera.

Setelah bayi lahir, penanganan hydrops fetalis dapat dilakukan dengan cara:

• Penyedotan cairan berlebih dari tubuh bayi menggunakan jarum.

• Pemberian obat diuretik untuk mengeluarkan cairan berlebih melalui urine.

• Pemberian oksigen atau pemasangan alat bantu pernapasan untuk membantu bayi bernapas.

• Untuk hydrops fetalis imun, bayi akan mendapatkan transfusi darah sesuai dengan golongan darahnya sendiri.

• Operasi untuk memperbaiki kelainan bawaan pada bayi. (M&B/SW/Dok. Freepik)