FAMILY & LIFESTYLE

Vaginosis Bakterialis, Masalah Serius pada Vagina


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Keputihan merupakan salah satu masalah yang kerap terjadi pada wanita. Salah satu pemicu utamanya adalah vaginosis bakterialis.

Secara pengertian, vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Dalam kondisi normal, tubuh memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi. Namun pada penderita vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di dalam vagina berkurang sehingga tidak mampu melawan infeksi.

Kondisi ini bisa dialami wanita dari segala golongan usia. Akan tetapi kasus vaginosis bakterialis cenderung lebih sering terjadi pada wanita dalam masa reproduksi, yaitu 15 hingga 44 tahun. Meski tergolong infeksi ringan, vaginosis bakterialis harus segera ditangani. Jika dibiarkan, maka akan menyebabkan infeksi menular seksual dan memicu terjadinya komplikasi jika dialami oleh ibu hamil.

Penyebab Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis terjadi ketika jumlah bakteri baik (Lactobacillus) yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina, menurun. Hal ini tentunya menyebabkan populasi bakteri jahat (anaerob) meningkat dan memicu vaginosis bakterialis. Penyebab pasti terganggunya keseimbangan bakteri dalam vagina belum diketahui secara pasti. Namun kondisi berikut diyakini bisa meningkatkan risiko wanita mengalami vaginosis bakterialis.

• Merokok

• Sering berganti pasangan seksual dan tidak mengggunakan kondom

• Penurunan bakteri Lactobacillus secara alami.

Gejalanya

Vaginosis bakterialis seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun dalam sebagian kasus, gejala utama vaginosis bakterialis adalah terjadinya keputihan. Sebagai catatan, keputihan tersebut memiliki tekstur encer dan berwarna kelabu atau putih. Keputihan juga mengeluarkan bau amis, terutama ketika menstruasi atau saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan.

Gejala lain yang mungkin timbul, yaitu vagina terasa gatal dan nyeri, perih saat buang air, serta sakit ketika bercinta. Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter apabila merasakan gejala-gejala tersebut.

Risiko Komplikasi

Jika dibiarkan hingga parah, vaginosis bakterialis bisa menyebabkan komplikasi serius, yakni:

• Pada ibu hamil akan berisiko terjadi kelahiran prematur dan munculnya infeksi setelah proses persalinan.

• Penyakit radang panggul yang dapat menurunkan tingkat kesuburan.

• Infeksi menular seksual. Vaginosis bakterialis meningkatkan risiko terkena penyakit seperti herpes simplex, chlamydia, dan HIV.

• Infeksi setelah operasi di daerah panggul, seperti histerektomi atau operasi caesar.

Cara mencegah Vaginosis Bakterialis

Anda bisa mencegah terjadinya vaginosis bakterialis dengan menjaga keseimbangan bakteri dalam vagina. Caranya?

• Jangan membersihkan vagina dengan semprotan air karena dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi area tersebut.

• Menghindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan bagian luar vagina.

• Menggunakan celana dalam berbahan katun dan jangan mencucinya dengan menggunakan sabun dengan kandungan kimia keras.

• Gunakan pembalut tanpa kandungan pewangi. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)