BUMP TO BIRTH

Ini Gejala dan Penyebab Anovulasi yang Perlu Diketahui


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Banyak hal yang menyebabkan seorang wanita sulit hamil dan memiliki anak. Anovulasi adalah salah satu di antaranya.

Pengertian Anovulasi

Pada wanita yang masih berada dalam masa subur atau sistem reproduksinya bekerja dengan baik, ia akan memproduksi satu sel telur secara rutin setiap bulan pada masa suburnya. Biasanya, masa subur tersebut terjadi pada hari ke-12 hingga ke-16 setelah siklus haid hari pertama. Ovulasi terjadi jika ovarium melepaskan sel telur yang nantinya bisa dibuahi oleh sperma.

Namun ketika sel telur wanita (ovum) tidak mengalami ovulasi atau gagal matang, maka hal itulah yang disebut sebagai anovulasi. Akibatnya, sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma sehingga Anda tidak bisa hamil.

Siapa saja bisa mengalami anovulasi. Anda bahkan mungkin pernah mengalaminya sekali atau dua kali, tapi tidak menyadarinya. Hal ini disebabkan karena ketika Anda mengalami anovulasi, Anda bisa saja masih menstruasi dengan normal. Jika ovulasinya tidak teratur tapi tidak sepenuhnya hilang, maka Anda bisa disebut mengalami oligo-ovulasi.

Anovulasi merupakan kondisi wajar pada wanita yang sudah memasuki fase menopause. Wanita yang masih berada dalam usia subur biasanya tidak mengalami anovulasi, kecuali ada suatu kondisi yang mengganggu kadar hormon tubuh atau merusak ovarium.

Tanda-tanda Terjadinya Anovulasi

Anda mungkin saja mengalami anovulasi jika menemui tanda-tanda sebagai berikut ini:

• Tidak mengalami premenstrual syndrome (PMS).

• Jadwal menstruasi yang tidak teratur. Jika menstruasi Anda lebih pendek dari 21 hari atau lebih dari 36 hari, Anda mungkin mengalami disfungsi ovulasi. Sementara itu, jika menstruasi Anda dalam kisaran waktu normal antara 21-36 hari tapi lamanya siklus Anda berbeda-beda setiap bulan, hal ini juga menandakan gejala disfungsi ovulasi.

• Tidak teraturnya suhu basal tubuh.

• Pendarahan berlebihan saat menstruasi.

• Lama tidak terjadi menstruasi.

• Jumlah darah haid sangat sedikit.

• Nyeri berlebihan saat menstruasi.

Penyebab Anovulasi

Sel telur mungkin tidak lepas karena sejumlah faktor, seperti pengaruh penggunaan obat-obatan atau karena kondisi tertentu yang memengaruhi kadar hormon. Penyebab potensial lainnya yang bisa memicu terjadinya gangguan ovulasi atau anovulasi, antara lain adalah:

1. Obesitas atau berat badan terlalu rendah. Pertambahan atau penurunan berat badan terkait erat dengan ovulasi karena hormon estrogen bergantung pada berat badan yang sehat untuk mencapai kadar normal. Obesitas atau kelebihan berat badan bisa mengakibatkan sel telur gagal matang, selain karena tidak seimbangnya hormon.

2. Olahraga yang terlalu berat

3. Hiperprolaktinemia atau kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam darah menjadi lebih tinggi daripada kadar yang normal

4. Kegagalan ovarium prematur

5. Perimenopause atau cadangan ovarium rendah

6. Disfungsi tiroid

7. Stres berlebihan

8. Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, implan, atau KB suntik.

Agar terhindar dari anovulasi, penting bagi seorang wanita untuk menjalani pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi dan gizi seimbang, serta berolahraga merupakan salah satu cara agar produksi hormon bisa berlangsung dengan baik. Anda juga perlu menghindari stres karena hal ini biasanya menjadi pemicu gangguan ovulasi pada wanita, khususnya mereka yang bekerja. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)