Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bayi Anda menangis terus? Moms, bisa jadi Si Kecil merasakan tidak nyaman dengan tubuhnya. Salah satu penyebab utama rasa tidak nyaman pada tubuh bayi adalah perut kembung.
Sesungguhnya, perut kembung merupakan kondisi yang memang seringkali terjadi pada bayi. Untuk bayi berusia di bawah 3 bulan, perut kembung biasanya terjadi karena saluran pencernaannya belum berfungsi sempurna. Sementara itu, bayi juga kerap mengalami kembung ketika mulai mencoba makanan padat atau MPASI.
Gejala Perut Kembung
Perlu diketahui, pada saluran pencernaan memang terdapat gas atau udara. Tapi yang menjadi masalah adalah jika terdapat kadar gas berlebihan di organ tersebut. Pada orang dewasa atau anak yang sudah lebih besar, gas berlebih tersebut bisa lebih mudah dikeluarkan. Lain halnya dengan bayi. Sebagian bayi membutuhkan bantuan untuk mengeluarkan gas berlebih di perutnya.
Salah satu tanda bayi mengalami perut kembung adalah ketika ia mulai rewel dan menangis tanpa alasan yang jelas. Jika Moms memeriksa bagian perutnya, maka akan terasa agak keras. Gejala lain yang menunjukkan bayi mengalami perut kembung adalah ketika ia beberapa kali buang angin.
Selain itu, Moms juga perlu memperhatikan gerakan bayi. Jika Si Kecil sering menggeliat, melengkungkan punggungnya ke belakang, dan mengangkat kakinya, itu adalah salah satu pertanda bahwa perutnya kembung.
Penyebab Perut Kembung pada Bayi
Penyebab bayi kembung bisa beraneka macam. Namun pada umumnya, bayi mengalami terlalu banyak gas di saluran pencernaannya karena faktor makanan. Berikut adalah sejumlah alasan yang bisa memicu perut kembung pada bayi.
1. Makanan yang Dikonsumsi Bayi
Pada bayi berusia 6 bulan yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat atau MPASI, Moms perlu memperhatikan menu sehari-harinya. Beberapa jenis sayuran, seperti brokoli, kacang, dan kol, berpotensi memicu perut kembung pada bayi apabila dikonsumsi secara berlebihan.
2. Minuman selain ASI
Bagi sebagian bayi, jus bisa memicu produksi gas berlebih pada saluran pencernaan. Jus juga bisa menyebabkan bayi mengalami diare dan sakit perut karena sistem pencernaan bayi masih sulit untuk mencerna kandungan gula buah atau fruktosa yang terdapat dalam jus.
3. Dot Bayi
Penggunaan dot bayi juga bisa menyebabkan kembung. Jika Si Kecil terpaksa menggunakan dot, Moms sebaiknya memilih ukuran dot yang pas dengan usianya. Ujung dot yang terlalu kecil dapat membuat lebih banyak udara masuk ke dalam perut bayi ketika ia sedang minum susu dan menimbulkan masalah perut, seperti kembung atau sakit perut.
Namun beberapa dot susu sudah dirancang khusus untuk mengurangi udara yang masuk ke dalam mulut bayi. Selain itu, membiarkan bayi tertidur sambil menggunakan dot juga berpotensi menimbulkan kembung karena biasanya bayi akan terus mengisap meski botol sudah tidak ada isinya.
4. Kurang Minum
Bayi yang kurang minum atau kekurangan cairan berisiko mengalami sembelit. Kondisi ini sering disertai dengan keluhan sakit perut dan kembung. Oleh sebab itu, pastikan Moms memberikan cukup ASI kepada Si Kecil. Anda juga bisa menambahkan air putih kepada bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan.
5. Menangis Terlalu Lama
Saat bayi terlalu kama menangis, banyak udara yang masuk melalui mulut ke saluran pencernaannya. Hal inilah yang akan menjadi salah satu penyebab bayi mengalami perut kembung.
Cara Mengatasi Perut Kembung
Perut kembung pada umumnya tidak menyebabkan masalah serius. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan melakukan hal-hal berikut:
⢠Setelah menyusu atau makan, gendong bayi dalam posisi tegak dan tepuk lembut punggungnya guna membantu mengeluarkan udara dari saluran pencernaan.
⢠Memijat perut bayi atau mengusapnya secara lembut juga dapat membantu angin keluar dari perut bayi.
⢠Bila Anda menyusui langsung dari payudara, pastikan mulut bayi melekat dengan sempurna dengan payudara Anda guna mencegah udara ikut masuk.
⢠Moms juga disarankan untuk menegakkan tubuh bayi saat menyusu dan makan, atau setidaknya memosisikan kepalanya lebih tinggi daripada perut guna menghindari terjadinya perut kembung. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)