FAMILY & LIFESTYLE

3 Mitos Seputar Pemberian Nama Anak dan Faktanya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bagi Anda yang sedang mencari nama untuk Si Kecil, arti yang bagus tentu menjadi salah satu pertimbangan Anda. Namun adakah Moms yang juga mempertimbangkan mitos-mitos dalam pemberian nama anak? Ya, banyak mitos yang beredar seputar pemberian nama anak, seperti arti nama yang terlalu 'berat' bisa bikin anak sering sakit, atau bahkan memilih nama harus dekat persalinan.

Walau mitos-mitos tersebut sangat aneh didengar, tetapi mungkin masih ada saja Moms yang menerapkannya, lho. Apa saja sih mitos lainnya seputar pemberian nama anak? Yuk, baca terus!

Arti Nama Terlalu Berat

Anak jadi sering sakit kalau diberikan nama yang artinya terlalu berat. Wah, inilah salah satu mitos pemberian nama yang paling sering beredar ya, Moms. Konon, nama dengan arti yang berat tidak kuat diberikan pada orang-orang tertentu.

Nama-nama yang dibilang terlalu berat itu seperti: Satria atau Nareswara (mulia dan bijaksana) untuk anak laki-laki, dan Maheswari (bidadari cantik) atau Nirmala (tiada kekurangan) bagi anak perempuan.

Faktanya, tentu saja nama tak ada hubungannya dengan kesehatan anak Anda, Moms. Justru ketika orang tua lebih memikirkan mitos daripada fokus mengurus Si Kecil, maka anak bisa sakit. Bagaimana dengan kesehatan anak yang membaik setelah ganti nama? Sepertinya ini lebih karena obat dokter atau daya tahan tubuh anak kian membaik seiring bertambahnya usia, bukan karena ganti nama.

Memberi Nama Harus Dekat Persalinan

Banyak yang bilang, pamali jika menyiapkan nama sejak jauh-jauh hari. Mitos tersebut bilang nama bayi harus diberikan mendekati hari lahir atau bahkan setelah lahir, agar Si Kecil lahir sehat tanpa cacat. Duh, mitos ini benar-benar tidak masuk akal ya, Moms.

Namun jika ingin dijabarkan, mungkin maksud mitos ini adalah agar bumil tidak perlu banyak berpikir dan mengkhawatirkan banyak hal, terutama di awal kehamilan. Nikmati saja dulu masa-masa kehamilan di trimester satu dan dua, ketika Si Kecil sudah mau lahir, barulah bumil memikirkan nama yang diberikan untuk buah hati.

Nama Harus Sesuai Gender

Mitos yang satu ini sepertinya sangat anti memberikan nama gender-neutral untuk Si Kecil. Mitos ini menyarankan orang tua untuk memberikan nama secantik mungkin untuk anak perempuan, dan semaskulin mungkin untuk anak laki-laki. Tujuannya agar mereka tumbuh feminin atau maskulin ketika dewasa kelak.

Tentu saja ini hanya mitos ya, Moms. Padahal siapa pun namanya, menjadi feminin atau maskulin adalah pilihan yang turut dipengaruhi oleh lingkungan, bukan nama. Namun jika preferensi pemberian nama dari orang tua dikaitkan dengan karakter dan pola asuh orang tua tersebut, maka mungkin saja bisa memengaruhi karakter anak kelak.

Misalnya, orang tua memberikan nama anak Callista Seraphina (bidadari paling cantik) agar anaknya cantik dan baik. Untuk memastikan anaknya tumbuh menjadi wanita cantik yang lembut, maka orang tua akan mendidiknya sesantun mungkin. Kalau begini ceritanya, maka Si Kecil akan tumbuh sesuai keinginan Anda, tetapi bukan karena mengikuti mitos pemberian nama anak lho, ya.

Bagaimana, Moms, masih percaya mitos? (Tiffany/SW/Dok. Freepik)