Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kehamilan yang dialami seorang wanita tidak hanya berdampak pada perubahan secara fisik, namun juga pada kondisi emosionalnya. Anda mungkin kerap mendengar istilah mood swing, yaitu perubahan suasana hati naik turun yang biasa dialami ibu hamil.
Ya, saat hamil, sebagian wanita jadi lebih sensitif dengan perasaan mereka. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang saat hamil jadi tidak senang atau benci pada suami. Moms mungkin pernah mendengar cerita kawan Anda yang ketika hamil berubah jadi membenci suaminya. Atau mungkin juga Anda sendiri pernah mengalami hal ini?
Perubahan Hormon Sebabkan Bumil Benci Suami
Ternyata, hal unik ini ada penjelasannya lho, Moms. Dilansir dari Romper, Dr. Judith M. Thorne, dokter dan psikolog klinis di Charlotte, AS, dari laman Doctor on Demand, mengungkapkan bahwa kondisi ini sebenarnya wajar dan sangat mungkin terjadi. Pasalnya, saat hamil, terjadi perubahan drastis pada tubuh wanita karena pengaruh level hormon yang berfluktuasi.
Perubahan drastis hormon yang naik turun tersebut, menurut Dr. Thorne, memicu wanita jadi ekstra sensitif saat hamil. Belum lagi ditambah dengan gangguan kehamilan lainnya, seperti mual dan muntah, sakit punggung, sesak napas, semua itu bisa memicu bumil menjadi lebih mudah tersinggung dan tak sabar, bahkan jadi kesal dengan suami.
Perubahan hormon juga menyebabkan indra penciuman bumil menjadi super sensitif. Sensitivitas indra penciuman terjadi karena hormon meningkatkan aliran darah, termasuk ke bagian penciuman. Nah, salah satu problem yang kerap dialami bumil adalah merasa tidak nyaman terhadap bau tubuh suami, meskipun suami Anda sudah mandi dan berganti baju sebelum mendekati Anda, tapi tetap saja Anda merasa mual. Ini juga menjadi alasan wanita hamil tidak senang dengan suaminya.
Merasa Frustrasi dan 'Cemburu' pada Suami
Namun, selain hormon, Dr. Thorne juga mengungkapkan bahwa kebencian terhadap suami timbul karena bumil mengalami semacam perasaan frustrasi dan 'cemburu' akibat melihat pasangannya bisa makan dan beraktivitas nyaman tanpa mengalami mual atau merasa sangat lelah, tidak seperti dirinya.
Ya, kebanyakan bumil mengakui bahwa kadang sulit untuk tidak merasa iri pada suami. Saat mereka sulit menikmati makanan dengan bau yang tajam, pasangan mereka justru dapat menikmatinya tanpa merasakan masalah apa pun. Mereka cemburu karena suami bisa terus menikmati kehidupan normalnya, sementara mereka sebaliknya, berjuang kesusahan dengan kehamilan yang mereka alami.
Belum lagi perubahan fisik yang muncul, membuat sebagian wanita hamil mungkin jadi merasa insecure. Banyaknya perubahan yang terjadi, seperti perut dan payudara yang makin besar, kaki yang membengkak, atau munculnya jerawat di muka, semua itu membuat bumil merasa jadi kurang cantik dan khawatir rasa cinta suami jadi berkurang.
"Dengan semua masalah yang dialami, wajar jika bumil melampiaskan rasa stresnya pada sang suami, orang yang paling dekat dengannya," jelas Nikki Goldstein, seksolog dan pakar hubungan asal Australia. Untuk itu, suami perlu sering berikan dukungan dan pujian pada istrinya yang tengah hamil dan meyakinkan bahwa sang istri tetap cantik dan ia selalu mencintainya.
Alasan lain mengapa wanita hamil membenci pasangannya adalah karena suami dianggap menjadi penyebab kehamilan dan menyebabkan ia mengalami semua masalah dan gangguan yang dirasakan selama masa kehamilan. Namun biasanya ini merupakan sentimen seorang wanita yang mengalami kehamilan yang tidak direncanakan.
Jangan Biarkan Berlarut!
Jika Anda mengalami hal ini, jangan biarkan berlarut. Walaupun muncul perasaan jengkel, marah, dan bahkan membenci suami, bukan berarti ini jadi alasan buat Anda bertindak seenaknya dan menyakiti hati suami Anda ya, Moms. Jangan sampai kebencian tanpa sebab yang Anda rasakan tersebut mengakibatkan hubungan Anda dan suami jadi renggang.
Komunikasikan perasaan yang Anda alami ini dengan suami. Jika perlu, Moms bisa konsultasikan masalah Anda ini dengan dokter kandungan atau psikolog. Mereka akan membantu mencarikan solusi yang terbaik untuk Anda. (M&B/SW/Dok. Freepik)