TOODLER

Sebelum Terlambat, Ketahui Gejala Perilaku Antisosial Anak

(Foto:Dok. Freepik)

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Anak-anak tumbuh dengan berbagai sikap dan perilaku. Beberapa di antaranya mungkin pendiam dan patuh, sedangkan yang lainnya mungkin sering berdebat, berbohong, dan memberontak. Terkadang, sikap dan perilaku ini menjadi terlalu ekstrem dan bahkan menunjukkan perilaku antisosial.

Jika dibiarkan, perilaku antisosial mungkin dapat menyebabkan masalah yang lebih parah saat Si Kecil dewasa nanti, Moms. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena umumnya perilaku antisosial pada anak dapat dikendalikan. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut ya, Moms!

Apa itu perilaku antisosial?

Masalah perilaku antisosial biasanya muncul pada anak usia dini dan remaja, yang lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Lantas, apa itu perilaku antisosial? Sederhananya, perilaku antisosial dapat digambarkan sebagai kecenderungan anak untuk berperilaku dengan cara mengasingkan diri dari masyarakat.

Kecenderungan ini biasanya melibatkan perilaku menantang atau agresif, ditambah dengan sikap cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kasar, mengabaikan hak dan perasaan orang lain, dan bahkan hingga dengan sengaja melukai orang lain. 

Penyebab Perilaku Antisosial Anak

Munculnya perilaku antisosial pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

• Suasana rumah yang tidak nyaman dan hangat bagi anak, seperti adanya kekerasan dalam rumah tangga atau pertengkaran yang terjadi terus-menerus. 

• Adanya riwayat perilaku antisosial pada orang tua atau keluarga, yang mengarah pada faktor genetik yang menyebabkan munculnya perilaku yang sama.

• Pola pengasuhan anak yang tidak tepat dan agresif, sehingga menyebabkan dampak negatif pada anak.

• Lingkungan anak yang agresif dan penuh dengan permusuhan.

Gejala Perilaku Antisosial Anak

Terdapat gejala tertentu yang merupakan indikator kuat adanya kondisi perilaku antisosial pada anak, sebagai berikut:

• Adanya kecenderungan untuk terus melakukan kejahatan ringan, bahkan setelah mereka tahu apa yang dilakukan adalah sebuah pelanggaran. 

• Cenderung melakukan perusakan properti umum atau milik orang lain.

• Mengabaikan aturan dan memberontak secara agresif.

• Bersikap kasar kepada anggota keluarga, orang lain, dan hewan peliharaan atau hewan lain di sekitarnya.

• Melakukan tindakan bullying yang agresif.

• Berbohong dan mencuri.

Tips Mengobati Perilaku Antisosial Anak

Mengobati perilaku antisosial pada anak bukanlah hal yang mudah, karena dibutuhkan kesabaran, kasih sayang, dan pengertian yang luar biasa dari orang tua. Namun, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menangani perilaku antisosial pada anak, yakni:

• Anda dapat melakukan beberapa terapi yang berfokus pada keluarga serta konseling remaja. Sesi terapi ini dapat membantu memahami dari mana perilaku tersebut berasal dan motivasi di baliknya.

• Melakukan terapi perilaku kognitif.

• Melakukan sesi intervensi untuk seluruh keluarga, jika situasi di dalam rumah itu sendiri cukup menegangkan. Hal ini dapat membantu membangun kembali suasana yang lebih baik di dalam rumah.

• Berikan pelatihan keterampilan pemecahan masalah.

• Orang tua juga dapat menjalani pelatihan manajemen orang tua untuk mengatasi masalah pengasuhan negatif yang dapat berkontribusi pada perilaku antisosial pada anak.

Cara Mencegah Perilaku Antisosial Anak

1. Pencegahan Primer

Melakukan kegiatan berskala besar di sekolah yang dapat menghalangi perilaku antisosial, seperti: mengajarkan keterampilan untuk menangani konflik secara matang, keterampilan manajemen kemarahan, mengelola emosi, dan menjaga sikap tetap terkendali.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder biasanya diberikan pada anak-anak yang telah secara nyata menunjukan perilaku antisosial. Pencegahan ini dilakukan dengan memberi bimbingan belajar khusus, sesi konseling dan penyuluhan, meningkatkan keterampilan sosial mereka, dan mentoring sehingga perilaku antisosial pada anak dapat dihentikan.

3. Pencegahan Tersier (Pengobatan)

Langkah ketiga adalah melanjutkan konseling intensif. Pencegahan ini dilakukan untuk anak dengan perilaku antisosial kronis dan menolak untuk menghentikannya. Serangkaian sesi konseling yang sangat intens akan dilakukan pada langkah ini, yang juga akan melibatkan anggota keluarga.

Perilaku antisosial pada anak tentu dapat membuat orang tua merasa khawatir. Namun, semakin dini masalah perilaku antisosial dikenali, semakin baik masalah itu diatasi dan dicegah agar tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih parah. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Freepik)