Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, Anda mungkin akan merasa senang jika melihat buah hati Anda makan dengan lahap. Ya, banyak orang tua merasa gembira jika anaknya doyan dan sangat menikmati makan, karena ini pertanda nutrisinya terpenuhi sebagai bekal tumbuh kembangnya.
Namun bagaimana jika anak Anda terus-menerus merasa lapar padahal ia sudah makan, bahkan nafsu makannya seakan tak dapat terbendung? Padahal seingat Anda, belum lama Si Kecil menyelesaikan makanannya, eh kini ia sudah minta makan lagi. Jika ya, mungkin ini bukan pertanda baik untuknya lho, Moms! Yuk, ketahui apa saja alasan Si Kecil yang terus-menerus merasa lapar dan selalu ingin makan!
1. Memasuki Masa Growth Spurt
Growth spurt adalah lonjakan pertumbuhan. Pada bayi, momen ini ditandai dengan pertambahan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang lebih cepat. Ciri utama growth spurt pada bayi adalah ketika buah hati Anda menyusu tanpa henti. Jika biasanya mereka menyusu 2 jam sekali dengan durasi sekitar 15 menit, maka durasi menyusu saat growth spurt bisa bertambah berkali-kali lipat.
Adapun di usia balita, salah satu pertanda ia mengalami lonjakan pertumbuhan adalah rasa lapar terus-menerus. Ya, meskipun Anda tidak bisa melihatnya secara langsung, Si Kecil sebenarnya sedang menjalani periode tumbuh kembang yang cepat. Jadi saat Si Kecil mengalami growth spurt, ia akan butuh asupan nutrisi lebih banyak. Bisa jadi saat makan ia akan minta agar porsinya ditambah atau setelah capek beraktivitas, ia langsung merasa lapar dan minta makan.
2. Porsi Makan Tidak Cukup
Kemungkinan lain yang menyebabkan Si Kecil terus-menerus merasa lapar adalah kurangnya porsi makan yang ia dapatkan. Sederhana saja, bila Si Kecil belum merasa kenyang, ia pasti akan minta makan lagi, Moms. Untuk itu, pastikan anak Anda makan sebanyak tiga kali dalam sehari ya, Moms. Sebaiknya porsi yang Anda berikan juga jangan terlalu sedikit maupun terlalu banyak.
Selain itu, pastikan juga Anda memberikan makanan dengan gizi seimbang disertai asupan yang lengkap, terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, dan nutrisi lain yang dibutuhkan untuk energi dan tumbuh kembang Si Kecil.
3. Jadwal Makan Tidak Teratur
Selain menyediakan porsi yang pas dan menyediakan makanan dengan gizi seimbang, Anda juga harus mengatur jadwal makan anak secara konsisten. Jadwal makan yang berubah-ubah bisa membuat perut anak jadi lapar setiap saat akibat jadwal makan yang tidak teratur.
4. Makanan Tidak Disukai
Meskipun masih kecil, balita juga memiliki selera makannya sendiri. Ketika menu makanan yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan makanan favoritnya, maka Si Kecil akan malas-malasan untuk makan. Alhasil, ia akan mengambil sedikit makanan dan mengaku sudah kenyang. Namun, tak lama kemudian ia akan mengatakan lapar kembali meskipun sudah makan sebelumnya.
5. Mengidap Prader-Willi Syndrome
Jika Si Kecil terus-menerus merasa lapar dan seakan tak pernah kenyang, kemungkinan lainnya adalah ia mengidap Prader-Willi syndrome (PWS). Ini adalah kelainan genetik yang memengaruhi nafsu makan, pertumbuhan, metabolisme, juga fungsi kognitif dan perilaku seseorang.
PWS ditandai dengan tonus otot yang rendah (kontraksi otot lemah), perawakan pendek akibat tidak memperoleh cukup hormon pertumbuhan, cacat kognitif, masalah perilaku, metabolisme lambat yang dapat menyebabkan ia sering lapar tapi tak pernah merasa kenyang.
Kelainan yang umumnya baru terlihat jelas sejak anak berusia 2 tahun ini menyebabkan ia merasa lapar terus menerus. Bahkan bisa saja ia memiliki pola makan abnormal, misalnya memakan makanan mentah hingga benda yang tidak seharusnya dimakan. Anak dengan kelainan PWS sangat berisiko mengalami obesitas dan komplikasinya seperti diabetes mellitus dan gangguan kardiovaskuler.
Jika Moms mencurigai hal tersebut terjadi pada Si Kecil, segeralah membawanya ke dokter agar dapat diberikan diagnosis lebih lanjut. PWS tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan total. Namun gejalanya bisa dikendalikan jika Si Kecil memperoleh diagnosis sedini mungkin. (Binar MP/SW/Dok. Freepik)