BABY

Fakta-fakta Seputar Puree Bayi yang Perlu Moms Ketahui


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Sebagai tahap awal MPASI, banyak dari Moms yang memberikan makan bayi dalam bentuk puree. Meski terbilang aman dan baik untuk dikonsumsi Si Kecil, namun ada beberapa fakta berikut yang perlu Anda perhatikan, agar proses bayi makan puree sebagai MPASI awal berjalan baik.

1. Urutan memberikan puree

Pemberian puree sebaiknya bertahap, disesuaikan dengan perkembangan keterampilan makan Si Kecil. Untuk awal, berikan puree dengan tekstur lembut dan cair hingga pelan-pelan diubah menjadi agak padat, disesuaikan dengan pencernaan buah hati Anda. Jumlah makanan yang diberikan pun harus bertahap, mulai dari sedikit, sekitar 1-2 sendok makan, hingga satu porsi yang normal bagi anak.

Ketika menyiapkan puree untuk Si Kecil di beberapa minggu pertama, Moms bisa membuatnya dari tepung beras (serealia) yang ditambahkan dengan bahan makanan lain. Namun untuk bahan non-serealia, tidak ada aturan khusus dalam pemberiannya. Anda bisa mengenalkan semua jenis makanan satu per satu, hingga bayi mampu mengenal banyak rasa. Hal ini juga bisa menjadi sarana untuk mengetahui alergi Si Kecil pada makanan tertentu.

2. Mana yang lebih dulu: buah atau sayur?

Setiap bayi yang baru lahir sebenarnya sudah mengenal rasa manis, sedangkan rasa asin dan lainnya perlu ia pelajari seiring bertambahnya usia. Karena hal ini, maka disarankan untuk mengenalkan bayi dengan sayuran dahulu dengan rasa yang hambar. Setelah itu, barulah mulai memberikan buah-buahan yang rasanya manis.


3. Mencampur makanan manis dengan gurih

Anda tentu boleh mencampur ragam jenis makanan manis dengan rasa gurih. Penambahan variasi ini akan membantu bayi mengenal cita rasa dan memasukkannya ke memori. Namun, pastikan komposisinya cukup, tidak berlebihan atau kurang, sehingga Anda bisa tahu rasa yang disukai Si Kecil nantinya.

4. Penambahan garam, gula, dan madu

Moms sebetulnya tidak perlu menambahkan garam dan gula ke dalam MPASI, khususnya di tahap awal. Garam yang berlebihan dapat membebani ginjal dan meningkatkan risiko hipertensi saat beranjak dewasa. Penambahan gula akan membuat Si Kecil tidak puas dengan rasa manis alami makanan. Selain itu, gula juga bisa menjadi pemicu kerusakan gigi hingga obesitas.

Sedangkan pemberian madu tidak boleh dilakukan untuk anak di bawah usia 12 bulan karena dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan juga berisiko menyebabkan bayi mengalami keracunan makanan serius.

5. Memberikan mentega dan santan

Untuk beberapa bayi, adanya rasa mentega dan santan dalam makanannya bisa membuat ia makan lebih lahap. Hal ini boleh dilakukan, namun dengan takaran 1 sendok teh minyak, atau 1 sendok makan santan, atau 1 sendok teh mentega. Perlu diingat bahwa minyak yang diberikan adalah jenis minyak sayur (zaitun, canola, jagung), mentega dengan rasa tawar, serta margarin yang tidak mengandung lemak trans. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)