BABY

Perilaku Bayi Bisa Prediksi Karakternya Kelak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Saat Si Kecil masih bayi, Moms mungkin penasaran tentang seperti apa karakternya di masa depan. Apakah bayi Anda akan menjadi pribadi yang populer, ambisius, tekun, atau tak mudah bersedih? Tentu sebagai orang tua Anda selalu berharap agar Si Kecil dapat tumbuh dengan karakter pribadi yang terbaik. Tapi tahukah Moms bahwa perilaku Si Kecil saat bayi dapat digunakan sebagai alat prediksi awal karakternya di 20 tahun mendatang?

Ya Moms, rengekan Si Kecil selama bayi dapat menjadi tanda tentang kepribadiannya di masa depan. Kesinambungan akan dua hal ini telah dipelajari oleh para peneliti Amerika Serikat dari University of Maryland, Catholic University of America, dan National Institutes of Mental Health.

Behavioral Inhibition

Dilansir dari The Jakarta Post penelitian ini mempelajari kondisi temperamen bayi yang spesifik, yang disebut sebagai behavioral inhibition (BI), dari 165 bayi saat mereka berusia 14 bulan dan menguji berbagai kemampuannya saat dewasa. Bayi dan anak-anak yang memiliki jenis temperamen ini menunjukkan perilaku yang mudah takut dan terlalu waspada terhadap orang-orang, objek, dan situasi yang tidak mereka kenal.

Dari 165 bayi yang diteliti, para peneliti menguji 115 anak ketika mereka berusia 15 tahun dan 109 anak ketika berusia 26, perihal psikopatologi, kepribadian, fungsi sosial, pendidikan, dan pekerjaan. Sebagai hasilnya, penelitian yang dimuat di Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa bayi-bayi yang memiliki BI cenderung pendiam ketika mereka berumur 26 tahun.

Penelitian ini juga mencatat bahwa mereka yang memiliki BI saat bayi cenderung memiliki hubungan romantis yang lebih sedikit selama 10 tahun terakhir, serta kurang aktif dalam kehidupan keluarga dan pertemanan, dibandingkan dengan yang tidak. Walau begitu, BI selama bayi tidak tampak berkaitan dengan hasil belajar maupun pekerjaan.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang mudah melakukan kesalahan saat dites di umur 15 tahun berisiko tinggi untuk mengalami gangguan mental internal, seperti gelisah berlebih dan depresi kelak setelah dewasa.

Para peneliti mengatakan bahwa studi ini dapat membantu mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi mengalami gangguan internal sejak dini. "Kami telah mempelajari biologi BI dari waktu ke waktu dan jelas bahwa hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan seseorang," ujar dr. Nathan Fox, sebagai salah satu peneliti. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)